Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penembakan (unsplash.com/Max Kleinen)
ilustrasi penembakan (unsplash.com/Max Kleinen)

Intinya sih...

  • Pasukan Israel menutup pos pemeriksaan antara Yerusalem Timur dan Tepi Barat setelah penembakan.

  • Mereka melakukan blokade militer di empat desa Palestina dan memburu komplotan pelaku penembakan.

  • Hamas dan Jihad Islam Palestina puji serangan tersebut

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya enam orang tewas akibat penembakan di Yerusalem Timur yang diduduki pada Senin (8/9/2025). Polisi Israel menggambarkan penembakan itu sebagai dugaan serangan teror.

Menurut laporan, dua pria bersenjata tiba dengan kendaraan dan melepaskan tembakan ke arah halte bus di Ramot Junction di pinggiran utara kota sekitar pukul 10 pagi. Seorang petugas keamanan dan warga sipil kemudian menembak dan membunuh para pelaku.

Paramedis mengatakan, sedikitnya 12 orang juga terluka akibat serangan tersebut, dengan enam di antaranya dalam kondisi serius. Sementara itu, beberapa lainnya mengalami luka ringan akibat terkena pecahan kaca dan dirawat di lokasi kejadian.

1. Pasukan Israel lakukan penggerebekan di desa-desa Yerusalem

Dilansir dari Al Jazeera, pasukan Israel langsung menutup seluruh pos pemeriksaan antara Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki usai serangan tersebut. Mereka mengatakan bahwa para pelaku datang dari Tepi Barat.

Menurut laporan Radio Tentara Israel, pasukan Israel memberlakukan blokade militer di empat desa Palestina di wilayah Yerusalem, yaitu Qatana, Biddu, Beit Inan, dan Beit Duqu. Mereka juga melakukan penggerebekan di sana dalam upaya memburu komplotan pelaku penembakan.

Sementara itu, surat kabar Israel Hayom melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberi tahu hakim bahwa ia tidak akan menghadiri sidang korupsinya yang dijadwalkan pada Senin karena situasi keamanan.

"Kita sedang berada dalam perang sengit melawan teror di beberapa front. Saya ingin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tewas dan mereka yang terluka. Saat ini pengejaran dan pengepungan terhadap desa-desa asal para pelaku sedang berlangsung," kata Netanyahu saat mengunjungi lokasi kejadian.

2. Hamas dan Jihad Islam Palestina puji serangan tersebut

Baik kelompok Hamas dan Jihad Islam Palestina memuji penembakan di Yerusalem, meskipun keduanya tidak mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka mengatakan bahwa tindakan itu merupakan respons alami atas kejahatan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

"Penembakan ini mengirimkan pesan yang jelas bahwa rencana Israel untuk “menduduki dan menghancurkan Kota Gaza dan menodai Masjid Al-Aqsa tidak akan berlalu tanpa hukuman," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Sebaliknya, kepala Otoritas Palestina (PA), Mahmoud Abbas, mengeluarkan pernyataan yang mengecam segala bentuk kekerasan yang menargetkan warga Palestina dan Israel. Ia menegaskan bahwa pengakuan negara Palestina merupakan inti dari upaya mengakhiri siklus kekerasan di wilayah tersebut, dilansir dari BBC.

3. Warga Palestina khawatir akan balasan Israel

Menanggapi serangan tersebut, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, menyerukan kepada warga Israel untuk mempersenjatai diri mereka. Sejak Hamas melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023, Tel Aviv telah melonggarkan aturan kepemilikan senjata dengan mempercepat proses pemberian izin.

"Saya mengatakan bahwa senjata menyelamatkan nyawa. Kita harus mengingatnya. Saya menyerukan kepada warga Israel – pergi dan persenjatai diri kalian," kata Ben-Gvir saat mengunjungi lokasi penembakan bersama Netanyahu.

Sementara itu, jurnalis Palestina, Leila Warah, mengatakan bahwa warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki kini bersiap menghadapi hukuman kolektif dari Israel sebagai pembalasan atas serangan di Yerussalem.

“Begitu militer masuk, warga Palestina akan sangat kesulitan untuk bergerak. Mayoritas besar rakyat Palestina tidak bersenjata. Mereka hanyalah warga sipil di rumah mereka, yang ketakutan akan nyawa mereka," ujarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team