Israel Tutup 6 Sekolah UNRWA di Yerusalem Timur

Jakarta, IDN Times - Israel memerintahkan penutupan enam sekolah yang dikelola Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Yerusalem Timur pada Selasa (8/4/2025). Petugas Kementerian Pendidikan Israel bersama kepolisian masuk secara paksa ke sekolah-sekolah tersebut dan menyerahkan surat perintah penutupan.
Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, menyatakan perintah penutupan akan efektif dalam 30 hari.
"Sekitar 800 anak laki-laki dan perempuan terdampak langsung oleh perintah penutupan ini dan kemungkinan akan melewatkan tahun ajaran mereka," tulis Lazzarini di platform X.
1. Kelanjutan dari pelarangan operasi UNRWA
Enam sekolah UNRWA yang ditutup berada di lingkungan Shuafat, Silwan, Sur Baher, dan Wadi al-Joz di Yerusalem Timur. Pasukan Israel dilaporkan menyerbu sekolah perempuan UNRWA di kamp pengungsi Shu'fat. Mereka mengharuskan sekolah ditutup mulai 8 Mei 2025.
Tindakan ini merupakan kelanjutan undang-undang yang disahkan parlemen Israel pada Oktober 2024. Dilansir Anadolu Agency, parlemen Israel mengesahkan dua undang-undang yang melarang operasi UNRWA di Israel dan area pendudukan.
Undang-undang ini mulai berlaku pada 30 Januari 2025. Israel juga melarang pejabat mereka berhubungan dengan UNRWA. Israel menuduh beberapa karyawan UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Meski demikian, Abir Ismail, direktur kantor informasi UNRWA, menyatakan bahwa lembaganya tetap berkomitmen memberikan layanan pendidikan kepada pengungsi Palestina di Yerusalem Timur.
2. Pemerintah Palestina kecam penutupan sekolah
Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam keputusan Israel menutup sekolah-sekolah tersebut.
"Penutupan ini telah merampas hak pendidikan ratusan siswa. Israel berupaya memaksakan kurikulumnya yang bisa menghilangkan identitas Palestina dari pikiran para pelajar," kata Kementerian Luar Negeri Palestina, dikutip dari WAFA.
Menurut Al Jazeera, anak-anak yang kehilangan sekolah kemungkinan akan berakhir di institusi Israel yang dijalankan oleh Pemerintah Kota Yerusalem. Saat masuk ke sekolah Israel, mereka tidak akan lagi diajarkan dengan kurikulum Palestina.
Lazzarini juga menyatakan bahwa tindakan Israel melanggar hukum internasional dan aturan PBB. Menurutnya, operasi badan PBB seharusnya dilindungi dari campur tangan otoritas lokal.
3. Pengungsi Palestina sangat bergantung pada UNRWA

UNRWA saat ini memberikan bantuan kemanusiaan kepada sekitar 750 ribu warga Palestina di berbagai wilayah. Israel awalnya hanya menolak bekerja sama dengan UNRWA untuk bantuan Gaza, tetapi kini melangkah lebih jauh dengan menargetkan kantor pusat dan operasi UNRWA di Yerusalem Timur.
Langkah ini kemungkinan akan melumpuhkan operasi UNRWA di banyak kamp pengungsi di seluruh Tepi Barat. Warga Palestina tidak hanya mengandalkan UNRWA untuk pendidikan tetapi juga layanan kesehatan dan dukungan psikososial.
Dewan Menteri Palestina meminta PBB melindungi lembaga UNRWA di Yerusalem. UNRWA saat ini menjadi tumpuan hidup hampir 5,9 juta pengungsi Palestina di lima wilayah berbeda. Komunitas internasional terus mendorong agar mandat UNRWA tetap dilindungi meski Israel terus memberikan tekanan.