Penembakan Sekolah di Finlandia: 1 Siswa Tewas dan 2 Terluka

Awalnya, tiga siswa dilaporkan terluka, namun salah satunya kemudian meninggal dunia.

Sementara itu, gedung sekolah telah ditutup oleh polisi, dan para orang tua menjemput anak-anak mereka dari gedung sekolah lain yang jaraknya ratusan meter.

Polisi mengatakan, tersangka sempat berusaha melarikan diri setelah penembakan tersebut, namun berhasil ditangkap di daerah Helsinki, jauh dari sekolah. Senjatanya juga telah diamankan.

“Bahaya yang ada sudah berakhir,” kata kepala sekolah Viertola Sari Laasila.

Sekolah Viertola memiliki sekitar 800 siswa dari kelas satu hingga sembilan, dan 90 staf. Vantaa sendiri adalah kota terbesar keempat di Finlandia dengan sekitar 240 ribu penduduk.

Perdana Menteri Finlandia, Petteri Orpo, mengatakan bahwa kasus penembakan itu sangat mengejutkan. Ia juga menyampaikan ucapan prihatin kepada para korban dan keluarga mereka serta semua orang di sekolah.

“Pikiran saya tertuju pada para korban, orang-orang yang mereka cintai, serta siswa dan staf lainnya,” tulisnya di media sosial X.

"Hari ini dimulai dengan cara yang mengerikan. Saya hanya bisa membayangkan rasa sakit dan kekhawatiran yang dialami banyak keluarga saat ini. Tersangka pelaku telah ditangkap," kata Menteri Dalam Negeri, Mari Rantanen.

Dilansir BBC, Finlandia mengalami dua penembakan mematikan di sekolah belasan tahun lalu. Pada 2007, seorang siswa berusia 18 tahun menembak mati tujuh siswa dan kepala sekolahnya di kota Tuusula, dekat Helsinki. Tahun berikutnya, seorang siswa lain juga menembak mati sembilan murid dan seorang guru di kota Kauhajoki di barat laut Finlandia.

Finlandia akhirnya memperketat undang-undang senjata api pada 2010, dengan memperkenalkan tes pengetahuan bagi para calon pemegang lisensi senjata api. Batas usia pemohon juga diubah menjadi 20 tahun dari awalnya 18 tahun.

Finlandia sendiri dikenal sebagai negara pemburu dan penggemar senjata. Menurut statistik pemerintah, terdapat lebih dari 1,5 juta senjata api yang beredar di pasaran dan sekitar 430 ribu pemegang senjata berlisensi di negara berpenduduk 5,6 juta jiwa itu.