Dilansir Associated Press, pengadilan menuduh pejabat Iran memerintahkan pengeboman sebagai tanggapan terhadap Argentina yang membatalkan tiga kontrak yang akan memberi Iran teknologi nuklir pada pertengahan 1980-an. Kesimpulan tersebut didasarkan pada laporan intelijen rahasia.
Sehubungan dengan keputusan pengadilan tersebut, Israel meminta Argentina untuk menyatakan Garda Revolusi sebagai organisasi teroris. Pada Jumat, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan sudah menghubungi mitranya di Argentina, Diana Mondino, untuk menyampaikan permintaan tersebut.
Pengadilan Argentina telah lama menyatakan Iran berada di balik serangan, yang membuat hubungan kedua negara menjadi dingin, terutama setelah gagalnya penyelidikan bersama. Namun, hingga saat ini pengadilan belum memberikan bukti nyata mengenai keterlibatan langsung Iran.
“Saya tidak akan pernah mengesampingkan Iran, negara ini pasti ada dalam daftar tersangka, tapi mari kita lakukan sesuatu yang spesifik untuk mengesampingkan Iran. Itu akan menjadi penyelidikan serius yang belum pernah kami lihat," kata Joe Goldman, yang ikut menulis buku tentang investigasi berbelit-belit terhadap serangan di pusat komunitas Yahudi dan kedutaan Israel.
Perwakilan dari komunitas Yahudi di Argentina memuji keputusan pengadilan sebagai tindakan bersejarah.
“Ini merupakan sebuah peluang politik,” kata Jorge Knoblovits, presiden organisasi induk Yahudi di Argentina, sambil menunjuk pada pengawasan baru atas dukungan Iran terhadap kelompok militan setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.