Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth. (U.S. Secretary of Defense, Public domain, via Wikimedia Commons)
Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth. (U.S. Secretary of Defense, Public domain, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Pentagon akan memberhentikan 1.000 anggota militer yang secara terbuka mengaku sebagai transgender. Berdasarkan perintah pada Kamis (8/5/2025), pihaknya memberikan waktu 30 hari bagi mereka yang belum secara terbuka mengakui statusnya sebagai transgender untuk mengundurkan diri.

Perintah terbaru itu didorong oleh keputusan mahkamah agung pada Selasa lalu, yang mengizinkan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk memberlakukan larangan terhadap anggota militer transgender.

Departemen Pertahanan AS akan memeriksa catatan medis untuk mengidentifikasi anggotanya yang belum melapor. Catatan itu akan menunjukkan mereka yang telah didiagnosis dengan disforia gender, yang menunjukkan gejala atau sedang dirawat. Mereka kemudian akan dipaksa keluar dari dinas dan tidak diizinkan untuk mendaftar kembali.

"Tidak ada lagi transgender di DoD (Departemen Pertahanan). Tidak ada lagi kata ganti. Tidak ada lagi pria berpakaian gaun. Kami sudah selesai dengan omong kosong itu," kata Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, dikutip dari NBC News.

1. Hegseth sebut perempuan tidak cocok untuk peran militer

Pengusiran anggota militer transgender sejalan dengan pandangan Hegseth di masa lalu bahwa perempuan tidak cocok untuk peran tempur. Saat itu, perekrutan militer mengalami kesulitan besar dan terdapat kekhawatiran potensi pemotongan anggaran Departemen Urusan Veteran (VA) dapat semakin menghalangi kaum muda AS untuk mendaftar.

Hegseth mengatakan bahwa kendala medis, bedah, dan kesehatan mental pada individu yang saat ini didiagnosis atau memiliki riwayat, serta menunjukkan gejala yang konsisten dengan disforia gender, tidak sesuai dengan standar mental dan fisik yang tinggi yang diperlukan untuk dinas militer.

Dilansir The Guardian, para pejabat mengatakan bahwa per 9 Desember 2024, terdapat 4.240 tentara yang didiagnosis dengan disforia gender berada dalam tugas aktif, garda nasional, dan dinas cadangan. Meski demikian, jumlah tersebut mewakili sebagian kecil dari 2 juta pasukan yang bertugas.

2. Pengecualian kebijakan transgender Pentagon

Editorial Team

Tonton lebih seru di