Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jadi Paus Pertama dari AS, Benarkah Leo XIV Pernah Kritik Trump?

Paus Leo XIV tampil perdana di hadapan publik. (X.com/Vatican Media)
Paus Leo XIV tampil perdana di hadapan publik. (X.com/Vatican Media)
Intinya sih...
  • Paus Leo XIV berasal dari AS, dianggap 'sangat tidak Amerika' oleh konservatif.
  • Kritik terhadap Trump dan JD. Vance terkait imigrasi, dan kemungkinan perubahan gaya kepemimpinan Gereja Katolik.
  • Kardinal memilih Paus Leo XIV pada saat penting bagi Gereja Katolik yang bergeser ke kiri.

Jakarta, IDN Times - Umat Katolik dunia sedang bergembira usai paus baru terpilih. Paus Leo XIV berasal dari Amerika Serikat yang dinilai 'sangat tidak Amerika'.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memujinya saat terpilih. Bagi Trump, Paus yang memiliki nama asli Robert Francis Prevost ini memberikan kehormatan besar bagi Amerika Serikat.

"Merupakan suatu kehormatan untuk menyadari bahwa dia adalah Paus Amerika pertama. Sungguh menggembirakan, dan merupakan Kehormatan Besar bagi Negara kita. Saya berharap dapat bertemu dengan Paus Leo XIV. Ini akan menjadi momen yang sangat berarti!" ucap Trump di media sosial Truth Social miliknya.

Namun, ternyata Paus Leo XIV dikabarkan pernah mengkritik kebijakan Donald Trump dan wakilnya JD. Vance terkait dengan imigrasi.

1. Pemilihan Paus Leo tepat saat AS pangkas bantuan luar negeri

ilustrasi logo USAID (USAID U.S. Agency for International Development, Public domain, via Wikimedia Commons)
ilustrasi logo USAID (USAID U.S. Agency for International Development, Public domain, via Wikimedia Commons)

Alasan para kardinal memilih seorang Amerika untuk pertama kalinya kemungkinan akan tetap menjadi rahasia di dalam dinding Kapel Sistina. Namun, pemilihan Leo datang pada saat yang krusial karena posisi Amerika di panggung dunia semakin tidak pasti.

AS telah memangkas bantuan luar negeri dan menjadi semakin takut melibatkan diri dalam konflik global, tidak lagi puas menjadi polisi dunia.

"Fakta bahwa ia orang Amerika memunculkan kemungkinan bahwa isu-isu utama akan terus menjadi isu-isu dunia pertama — dan itu bisa menjadi, sekali lagi, resep untuk perpecahan dan ketegangan dengan pemerintahan," kata Ramesh Ponnuru, seorang komentator konservatif dan penganut Katolik yang taat, dikutip dari Politico, Jumat (9/5/2025).

Kewarganegaraan Amerika Leo kemungkinan akan memberinya posisi tertentu di mata presiden. Namun, ia jadi memiliki kewenangan untuk menyampaikan kritik dari sudut pandang dunia yang tidak dimiliki oleh Fransiskus dari Argentina.

"Saya tidak tahu apakah, secara substantif, Paus yang baru akan berbeda dalam hal ia masih akan mengatakan bahwa kita harus mengurus orang miskin, tentu saja, sebagaimana mestinya. Namun, mungkin tidak akan memiliki karakter kutukan yang sama seperti yang kadang-kadang kita dapatkan dari Fransiskus," lanjut Ponnuru.

2. Paus Leo XIV akan ambil pendekatan terukur dalam kepemimpinan

Paus Leo XIV (YouTube/Vatican Media)
Paus Leo XIV (YouTube/Vatican Media)

Beberapa pengamat Gereja Katolik mengatakan Leo secara gaya berbeda dari Fransiskus dan kemungkinan akan mengambil pendekatan yang lebih terukur daripada pendekatan pendahulunya yang blak-blakan. Fransiskus baru-baru ini berselisih dengan Vance mengenai konsep teologis seputar penataan cinta, yang dikenal sebagai ordo amoris.

Pengangkatan Leo juga terjadi pada saat yang penting bagi Gereja Katolik, yang kepemimpinannya bergeser ke kiri bahkan ketika orang-orang di AS yang secara teratur menghadiri Misa telah bergeser ke kanan.

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak penganut Katolik tradisional, penganutnya secara umum disebut sebagai 'trad caths', yang lebih menyukai misa Latin tradisional dan menolak apa yang mereka anggap sebagai gerakan menuju modernisme di Gereja.

3. Paus anti-Trump

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Gage Skidmore from Peoria, AZ, United States of America, CC BY-SA 2.0 , via Wikimedia Commons)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Gage Skidmore from Peoria, AZ, United States of America, CC BY-SA 2.0 , via Wikimedia Commons)

Salah satu sekutu Katolik presiden yang paling terkemuka, Steve Bannon, menyebut Paus Leo XIV sebagai pilihan terburuk bagi umat Katolik MAGA (Make America Great Again) menganggapnya sebagai 'paus anti-Trump.'

“Ini adalah suara anti-Trump oleh para globalis yang menjalankan Kuria — ini adalah Paus Bergoglio dan kelompoknya yang dicari,” kata Bannon, merujuk kepada Fransiskus dengan nama pemberiannya, Jorge Mario Bergoglio.

Paus kini mendapatkan musuh di tanah airnya karena umat Katolik konservatif di Washington, D.C, mengirim banyak pesan teks pada Kamis sore yang membagikan postingan dari akun media sosial dengan nama Paus Leo XIV yang mengkritik Trump dan Wakil Presiden JD Vance, walaupun belum dapat dipastikan kebenarannya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aria Hamzah
Dwifantya Aquina
Aria Hamzah
EditorAria Hamzah
Follow Us