Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi (Pexels.com/Jakson Martins)
ilustrasi (Pexels.com/Jakson Martins)

Jakarta, IDN Times - Pasukan Tigray yang melawan pasukan pemerintah Ethiopia menyatakan telah menarik diri dari region Afar di sebelah timur Tigray. Pengumuman itu disampaikan oleh juru bicara Getachew Reda pada Senin (25/4/2022).

Perang saudara di Ethiopia antara koalisi pasukan pemerintah dengan pejuang Tigrayan People's Liberation Front (TPLF) telah berangsung surut. Perang dimulai pada akhir 2020 dan menyebabkan ribuan kematian serta jutaan orang terancam kelaparan.

Meski sudah ada pengumuman penarikan pasukan, tapi pejabat di Afar mengklaim masih ada beberapa pejuang TPLF yang berada di beberapa distrik Afar. TPLF dan pasukan pemerintah baru-baru ini sepakat untuk melakukan gencatan senjata, demi membuka akses pengiriman bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi, termasuk di Afar.

1. Pasukan TPLF belum semuanya meninggalkan Afar

Pengungsi korban konflik Ethiopia. (Twitter.com/UN Ethiopia)

Juru bicara TPLF, Getachew Reda, pada Senin telah mengumumkan bahwa pasukan Tigrayan telah ditarik mundur dari regional Afar, wilayah tetangga Tigray. Tidak dijelaskan apakah penarikan pasukan itu sebagai keputusan lebih lanjut dari kesepakatan gencatan senjata.

Namun dalam pernyataan pendek, Reda mengatakan, "pasukan kami telah meninggalkan seluruh Afar," dikutip dari Reuters.

Juru bicara pemerintah Ethiopia, Legese Tulu, belum dapat diminati komentar terkait langkah TPLF.

Ahmed Harif yang menjabat sebagai Komisaris Polisi Afar mengatakan, pasukan TPLF telah ditarik dari kota besar Abala. Tapi menurunya, masih ada sekelompok pasukan TPLF berada di tiga distrik di kawasan itu. Pasukan Tigrayan itu mengendalikan jalan raya antara Abala dan ibu kota Mekelle di Tigray.

2. Penarikan pasukan TPLF jadi tonggak bersejarah

Perang Saudara Ethiopia mulai berkobar pada November 2020. Pasukan Ethiopia yang dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Abiy Ahmed mengerahkan prajurit ke Tigray setelah kelompok TPLF dituduh menyerang kamp-kamp militer tentara federal.

Perang panjang yang berdarah dan brutal kemudian berkecamuk, dan front pertempuran meluas tidak hanya di Tigray, tapi juga di Afar dan Amhara. Ribuan orang tewas dan hampir 90 persen warga sipil pengungsi Tigray terancam kelaparan karena strategi blokade wilayah PM Abiy Ahmed.

Pengumuman penarikan pasukan Tigrayan dari Afar kali ini menjadi salah satu tonggak yang bersejarah. Dilansir Al Jazeera, penarikan itu disebut sebagai syarat yang ditetapkan pemerintah agar pergerakan bantuan kemanusiaan dapat mencapai wilayah yang dilanda perang.

Wartawan Ethiopia, Samuel Getachew mengatakan, "mereka (pejuang TPLF) harus pergi (dari Afar) agar bantuan, terutama dari PBB, mengalir."

3. Bantuan kemanusiaan belum mencukupi kebutuhan

truk bantuan kemanusiaan dari WFP di Ethiopia (Twitter.com/David Beasley)

Pasukan federal Ethiopia telah menarik diri dari Tigray pada Juni 2021. Setelah itu, blokade wilayah dilakukan dan memicu tersendatnya bantuan kemanusiaan menuju kamp pengungsi.

Ketika gencatan senjata diumumkan secara sepihak oleh pemerintah Ethiopia, TPLF kemudian mengikuti keputusan tersebut. TPLF berjanji akan menghormati gencatan senjata selama bantuan yang cukup mengalir ke wilayah Tigray dalam waktu yang wajar.

Tapi menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bantuan tersebut sampai saat ini belum sepenuhnya lancar. Sejauh ini hanya 144 truk berhasil mengirim bantuan, sedangkan diperkirakan butuh 100 truk per hari untuk bisa menyediakan pasokan yang cukup kepada para pengungsi.

Menurut Addis Standard, bantuan kemanusiaan khususnya di Afar juga belum mencukupi kebutuhan. Lebih dari 300 ribu pengungsi ditampung di 14 kamp darurat. Sejauh ini pemerintah daerah dan pemerintah federal telah memberikan bantuan tapi itu masih belum cukup.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan bahwa situasi kemanusiaan di kawasan itu terus mengerikan. Debebe Zewde, Humas Komisi Nasional Penanggulangan Bencana, mengatakan Program Pangan Dunia (WFP) telah mengirim bantuan kemanusiaan dan pemerintah daerah harus menggunakan bantuan yang diberikan dengan bijak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team