Kemenag.go.id/Bahauddin/MCH 2019
Batu Hajar Aswad terletak di sudut tenggara Ka'bah. Batu itu dibingkai dengan perak murni. Selama masa haji, umat muslim biasanya akan berkeliling Ka’bah dan melewati batu tersebut.
Umat yang berhaji biasanya menyentuh, mencium, atau membelai batu Hajar Aswad saat berjalan melewatinya.
“Batu itu awalnya berwarna putih, bukan hitam. Diperkirakan manusia menyentuh batu itu dan meminta pengampunan dari Tuhan adalah alasan mengapa batu itu hitam, mencerminkan dosa umat manusia, menurut sumber-sumber muslim,” kata Afifi.
Dalam Islam, batu Hajar Aswad diyakini berasal dari Nabi Adam, kata Afifi. Namun ada juga yang mempercayai Hajar Aswad berasal dari malaikat Jibril yang memberikan batu itu kepada Nabi Ibrahim ketika ia sedang membangun Ka'bah, menurut Oxford Islamic Studies Online.
“Sementara itu para ilmuwan meyakini bahwa batu itu kemungkinan meteorit,” kata Afifi, yang menambahkan bahwa ada juga teori yang menyebut Hajar Aswad jatuh dari langit.