Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi senjata Rusia (Twitter.com/ Минобороны России)

Jakarta, IDN Times - Pekan lalu, foto seorang perempuan hamil yang selamat di kota Mariupol, Ukraina, ditandu dari rumah sakit bersalin yang diserang oleh Rusia. Foto itu tersebar di dunia maya dan memperlihatkan bagaimana kengerian perang terjadi.

Perempuan tersebut dikabarkan tewas bersama bayinya akibat luka-luka yang ia derita, dilansir The Guardian. Dia bersama dua perempuan hamil lain dijadwalkan akan melahirkan di rumah sakit yang dibombardir oleh Rusia. Dua perempuan hamil lainnya selamat bersama anaknya yang baru lahir.

Mariupol telah diserang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari. Kota itu kini dalam keadaan terkepung dan menderita. Palang Merang Internasional (ICRC) memperingatkan bahwa warga sipil di Mariupol yang terjebak perang telah kehilangan akses kebutuhan dasar seperti air bersih, makanan dan obat-obatan. ICRC menawarkan sebagai mediator agar gencatan senjata dilakukan dan warga sipil dievakuasi.

1. Tiga perempuan hamil dengan nasib berbeda

Jurnalis Associated Press telah berada di kota Mariupol sejak Rusia melakukan serangan. Sampai kota itu dalam pengepungan dan Rusia yang gagal menaklukkan kota, menyerang pemukiman, rumah sakit bersalin dan anak-anak.

Ada tiga perempuan hamil di rumah sakit yang diserang tersebut. Ketiganya mengalami nasib yang berbeda. Serangan ke rumah sakit terjadi pada hari Rabu pekan lalu.

Mariana Vishegirskaya, perempuan hamil pertama yang selamat dan berhasil melahirkan seorang gadis pada Kamis (11/3/2022) mengisahkan kejadian tragis itu. "Kejadiannya pada 9 Maret di Rumah Sakit No 3 Mariupol. Kami berbaring di bangsal ketika kaca, bingkai, jendela, dan dinding berhamburan," katanya setelah melahirkan.

Perempuan kedua yang hamil dan bersiap melahirkan juga menjadi korban serangan. Dia dievakuasi dan dipindahkan ke rumah sakit lain. Jari-jari salah satu kakinya putus tapi perempuan itu masih selamat. Tim dokter berhasil melakukan operasi cesar pada hari Jumat. Dia dan anaknya selamat.

Seorang perempuan hamil lain yang ketiga, dievakuasi dengan cara ditandu. Panggulnya telah rusak akibat serangan Rusia. Meski tim dokter telah berupaya menyelamatkannya, dia dan anaknya meninggal dunia. 

Sebelumnya, korban meminta dokter memprioritaskan untuk menyelamatkan anaknya. Tapi pada akhirnya, baik anak atau perempuan hamil itu sama-sama meninggal dunia.

Tanpa bukti valid, Rusia menuduh rumah sakit itu telah diambil alih sebagai pangkalan tentara Ukraina. Duta Besar Rusia untuk PBB dan Kedutaan Besar Rusia di London menuduh foto-foto dan video jurnalis Associated Press sebagai palsu.

2. Tim dokter tidak mengetahui identitas korban perempuan hamil

Editorial Team

Tonton lebih seru di