Gawat! 2.187 Warga Mariupol Ukraina Tewas akibat Serangan Rusia

Jakarta, IDN Times - Selama 18 hari Rusia menyerang Ukraina, kota pelabuhan Mariupol dapat dibilang kota paling menderita, selain ibu kota Kiev dan kota terbesar kedua, Kharkiv. Mariupol telah mengalami pengepungan signifikan.
Dalam pengepungan disertai serangan Rusia, sejauh ini 2.187 warga Mariupol telah tewas. Komite Palang Merah Internasional (ICRC) memperingatkan warga yang terkepung akan mengalami kondisi yang kian memburuk.
ICRC memberitahu pentingnya gencatan senjata. Langkah itu harus secepatnya disepakati kedua belah pihak yang bertikai untuk menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah pertempuran.
1. Bencana melanda Mariupol yang dihujani bom

Kegagalan Rusia menaklukkan Ukraina dengan cepat, membuatnya mengubah strategi perang. Kini, Rusia diperkirakan akan menggunakan strategi pengepungan kota, lalu menghujani bom ke kota tersebut. Taktik ini pernah dilakukan di Suriah dan di Chechnya untuk menghancurkan pejuang muslim.
Di Ukraina, kota Mariupol saat ini sedang dalam kondisi pengepungan yang parah selama dua pekan. Bom menghujani kota tersebut setiap hari. Dilansir Deutsche Welle, pejabat senior Doctor Without Border (MSF) pada Sabtu (13/3/2022) memperingatkan situasi Mariupol adalah bencana dan sangat penting warga sipil dievakuasi.
Mariupol terletak di selatan Ukraina adalah kota pelabuhan. Kota itu telah jadi garis kontak antara pasukan pemberontak Ukraina pro-Rusia dengan pasukan pemerintah. Kini Rusia berusaha menguasai kota itu, sebagai strategi agar pasukannya dari selatan dapat bertemu dengan pasukannya dari timur Ukraina.
Koordinator MSF Ukraina Laurent Ligozat menjelaskan, "sangat penting bahwa koridor kemanusiaan ini, yang dapat dibuat hari ini. Tetapi belum benar-benar diberlakukan setelah tidak menghormati gencatan senjata, ditempatkan dengan sangat cepat untuk memungkinkan penduduk sipil, perempuan dan anak-anak, untuk dapat keluar dari kota ini."
2. Sebanyak 2.187 warga Mariupol tewas akibat serangan Rusia
Mariupol berdekatan dengan Donetsk, kota timur Ukraina yang dikuasai kelompok pemberontak pro-Rusia. Kota itu telah mengalami serangan sejak 24 Februari sampai saat ini. Tapi Rusia belum berhasil menaklukkannya.
Sejak invasi Rusia dimulai, Mariupol telah menerima lebih dari 100 bom. Sejak Sabtu, 22 bom telah dijatuhkan Rusia ke kota tersebut.
Dilansir Al Jazeera, dewan kota Mariupol mengatakan 2.187 warganya tewas akibat serangan Rusia. Banyak di antaranya terpaksa dimakamkan di kuburan massal. Kota itu menderita karena tidak punya pasokan listrik dan gas, sebab Rusia menghancurkannya.
Jason Straziuso dari ICRC menjelaskan kondisi di kota tersebut. Katanya "bahkan tim kami mengumpulkan air dari sungai. Tetapi bagaimana semua orang melakukannya, terutama jika Anda sudah tua?"
Dalam penjelasan Straziuso, anggota Palang Merah Internasional yang membantu di kota tersebut bahkan hanya bisa makan satu kali sehari karena pasokan makanan tidak bisa memasuki kota sebagai dampak pengepungan.
3. ICRC desak gencatan senjata dan tawarkan diri sebagai mediator netral

Moskow terus membenarkan tindakannya menyerang Ukraina dengan menyebutnya operasi militer khusus. Mereka juga terus mengatakan tidak menargetkan warga sipil. Fakta di lapangan berbeda dari klaim Rusia.
Di Mariupol baru-baru ini, sebuah rumah sakit bersalin jadi target serangan tentara Rusia. Tiga orang tewas dan 17 terluka, termasuk perempuan yang akan melahirkan dan anak-anak. Pemukiman penduduk juga terus mendapatkan serangan tembakan.
Peter Maurer yang menjabat Presiden ICRC meminta semua pihak yang terlibat pertempuran untuk menempatkan kemanusiaan terlebih dahulu.
Dilansir Associated Press, ICRC meminta para pihak untuk menyetujui persyaratan gencatan senjata, rute untuk evakuasi warga sipil yang aman, dan untuk memastikan kesepakatan itu dihormati. ICRC menawarkan untuk bertindak sebagai perantara netral dalam negosiasi.
ICRC, badan kemanusiaan berbasis di Jenewa, mengatakan ratusan ribu warga Mariupol menghadapi kekurangan kebutuhan dasar ekstrem seperti makanan, air, dan obat-obatan. Mayat, warga sipil dan kombatan terperangkap di bawah puing-puing atau tergeletak di tempat terbuka.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Minggu (13/2/2022). mengatakan konvoi 100 ton bantuan kemanusiaan sedang dalam perjalanan ke Mariupol. "Kami melakukan segalanya untuk melawan penjajah yang bahkan menghalangi para imam Ortodoks yang menyertai bantuan, makanan, air, dan obat-obatan ini," katanya.
Sumber rujukan:
https://www.dw.com/en/ukraine-russia-shells-mariupol-as-cease-fire-attempts-stall-as-it-happened/a-61023653
https://www.aljazeera.com/news/2022/3/13/more-than-2000-killed-in-mariupol-since-war-began-officials
https://apnews.com/article/russia-ukraine-war-live-updates-e4ccdd9cf82e868ad8854f6f97cadb27