Jakarta, IDN Times - Kabar kematian pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, meninggalkan duka mendalam bagi warga Palestina di Gaza. Namun, lebih daripada itu, perjuangannya dalam melawan pendudukan, bahkan hingga menjelang kematiannya, menginspirasi banyak warga Palestina.
Sinwar terbunuh dalam baku tembak dengan pasukan Israel di Rafah, Gaza selatan, pada Rabu (16/10/2024). Kematiannya diumumkan pada Kamis (17/10/2024).
Sebuah video yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan Sinwar, dengan wajah ditutupi keffiyeh, terduduk di dalam sebuah apartemen yang hancur. Dengan kondisi terluka parah, pria berusia 62 tahun itu mencoba melemparkan sebuah tongkat ke arah drone Israel yang sedang merekamnya.
"Dia meninggal dengan mengenakan rompi militer, berjuang dengan senapan dan granat, dan ketika terluka serta berdarah, dia berjuang dengan tongkat. Begitulah cara pahlawan meninggal," kata Adel Rajab, 60 tahun, ayah dua anak di Gaza, dilansir dari Reuters.
"Saya telah menonton video itu 30 kali sejak tadi malam, tidak ada cara yang lebih baik untuk mati. Saya akan menjadikan video ini sebagai tontonan wajib setiap hari untuk anak-anak saya, dan cucu-cucu saya di masa depan," kata Ali, seorang sopir taksi berusia 30 tahun di Gaza.