Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi vaksin COVID-19. (unsplash.com/Braňo)
Ilustrasi vaksin COVID-19. (unsplash.com/Braňo)

Jakarta, IDN Times - Perusahaan farmasi raksasa Amerika Serikat, Pfizer Inc. telah mengajukan permohonan izin pada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jepang untuk penggunaan vaksin COVID-19 pada anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun. Pernyataan tersebut dirilis oleh Pfizer pada Rabu (10/11/2021).

Dikutip dari kantor berita Reuters, Vaksin Pfizer saat ini tersedia untuk mereka yang berusia 12 tahun ke atas, namun jika permohonan disetujui oleh Kemenkes, vaksin Pfizer akan menjadi yang pertama di Jepang yang tersedia untuk anak di bawah 11 tahun.

1. Berdasarkan hasil uji klinis, vaksin Pfizer terbukti efektif 90,7 persen dalam mencegah COVID-19 pada anak usia 5-11 tahun

Ilustrasi Vaksin COVID-19. (Unsplash.com/Daniel Schludi)

Vaksin COVID-19 Pfizer yang dikembangkan bersama dengan mitra Jerman, BioNTech, merupakan vaksin pertama yang disetujui untuk masyarakat umum Jepang pada bulan Februari lalu.

Lalu setelahnya, menyusul Moderna dan AstraZeneca yang disetujui oleh Jepang.

Dilansir Kyodo News, Permohonan izin yang diajukan oleh Pfizer ke Kemenkes Jepang untuk penggunaan vaksin COVID-19 pada anak-anak yang berusia 5-11 tahun, terjadi sehari setelah panel ahli independen Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA AS) memberikan dukungannya pada penerbitan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin yang akan diberikan kepada anak-anak pada kelompok usia tersebut.

Pada uji klinis yang dilakukan oleh Pfizer di AS dan negara-negara lain, dalam hal efektivitas, respon imun anak-anak usia 5 hingga 11 tahun sebanding dengan mereka yang berusia 16 hingga 25 tahun. Juga, vaksin tersebut terbukti efektif 90,7 persen dalam mencegah COVID-19 pada anak usia 5 hingga 11 tahun, berdasarkan data yang dipaparkan oleh FDA AS melalui laman resminya pada Jumat (29/10/2021).

Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa manfaat vaksin melebihi risiko bahkan di kalangan anak-anak, meskipun dari hasil uji klinis, subjek mengalami nyeri lengan, kelelahan, dan sakit kepala keesokan harinya, namun efek sampingnya cepat hilang dan tidak ada masalah keamanan.

2. Antisipasi gelombang COVID-19 di musim dingin, Jepang berencana memberikan suntikan vaksin booster bulan depan

Panorama kota Tokyo, Jepang. (Unsplash.com/Jaison Lin)

Pada hari Minggu (7/11/2021), Jepang mencatat tidak ada kasus kematian harian akibat COVID-19 untuk pertama kalinya dalam kurun waktu setahunan ini.

Selain itu, Jepang juga melaporkan bahwa terakhir kali negara tersebut melaporkan kasus kematian akibat virus COVID-19 yaitu pada 2 Agustus 2020.

Selama gelombang Agustus yang diakibatkan oleh virus corona varian delta, infeksi harian baru memuncak pada lebih dari 25.000 kasus. Dan untuk mengatasi kemungkinan rebound di musim dingin ini, pemerintah Jepang berencana untuk memulai suntikan vaksin booster bulan depan dan bekerja untuk mengamankan perawatan berbasis pil pada kasus yang lebih ringan guna mengurangi rawat inap.

3. Kasus dan vaksinasi COVID-19 di Jepang

Ilustrasi peta penyebaran COVID-19 di berbagai negara. (Pexels.com/Anton Uniqueton)

Berdasarkan data dari worldometers pada 10 November 2021, selama pandemi total kasus COVID-19 yang terjadi di Jepang yakni 1.724.514 kasus dan 18.316 kematian.

Kasus dan kematian COVID-19 di Jepang pun mengalami penurunan yang signifikan, dikarenakan meningkatnya vaksinasi di sana. Lebih dari 70 persen populasi di Negeri Sakura telah mendapatkan suntikan vaksin, dengan total pemberian vaksin yakni 193.095.269 dosis, di mana 94.134.252 pemberian dosis kedua, dan 98.961.017 dosis pertama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRahmah N