PM Mali dan Jajarannya Dipecat karena Kritik Militer

Jakarta, IDN Times - Junta militer Mali memecat Perdana Menteri (PM) Mali Choguel Kokalla Maiga dan jajarannya pada Rabu (20/11/2024). Pemimpin dari kalangan sipil tersebut dipecat setelah mengkritisi pemerintahan Presiden militer Assimi Goita.
Pada Mei, perwakilan dalam dialog nasional di Mali mengumumkan perpanjangan pemerintahan militer. Langkah ini membuat geram oposisi yang mengklaim junta militer berniat memperpanjang kekuasaan di negara Afrika Barat tersebut.
1. Maiga singgung junta militer yang tak kunjung menyerahkan kekuasaannya
Pemecatan Maiga dilakukan setelah hubungannya dengan Goita terus menegang dalam beberapa bulan terakhir. Maiga juga terus mempertanyakan mengenai kejelasan proses transisi pemerintahan dari militer ke sipil di Mali.
"Pemerintahan transisi seharusnya berakhir pada 26 Maret 2024, tapi ini sudah ditunda sedemikian lama dan tidak ada ujungnya. Aksi ini dilakukan secara sepihak tanpa adanya perdebatan di dalam pemerintahan," tuturnya, dilansir BBC.
Ia mengklaim bahwa pemerintahan yang dipegang oleh militer Mali saat ini tidak normal. Maiga bahkan mengaku tidak pernah mendapatkan kabar apapun terkait dengan keputusan sepihak dari militer untuk menunda pemilu di Mali.
Maiga menggarisbawahi terkait berbagai tantangan ke depan dan segala bentuk ancaman di tengah kebingungan soal transisi pemerintahan di negara Afrika Barat tersebut.