Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Polandia (unsplash.com/nemesiaproduction)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Polandia Donald Tusk, pada Jumat (7/3/2025), mengumumkan rencana untuk mendapatkan senjata nuklir. Ia pun berencana meningkatkan pertahanan negara dengan menambah personel militer. 

Pekan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan rencana memperluas payung perlindungan senjata nuklir milik Prancis di Eropa. Kabar ini mendapat sambutan baik dari Polandia yang terancam oleh Rusia dan Belarus. 

1. Berniat mendapatkan senjata nuklir dari Prancis

Tusk mengatakan bahwa Polandia akan menanggapi serius rencana Prancis untuk memperluas perlindungan nuklir di Eropa. Ia menyebut Polandia harus memperoleh senjata modern dan kuat. 

"Kami harus menyadari bahwa Polandia harus mendapatkan senjata paling modern, termasuk mendapatkan senjata nuklir dan senjata inkonvensional yang modern. Ini adalah sebuah perlombaan keamanan, bukan sebuah peperangan," terangnya, dilansir TVP World

Polandia memiliki masalah keamanan di tengah perang Rusia-Ukraina. Ia mengklaim bahwa Ukraina yang sebenarnya memiliki senjata nuklir dan memilih menyerahkannya justru diserang oleh Rusia. 

Tusk mengatakan, semua negara Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) paham bahwa tujuan utama Polandia hanyalah memperkuat perbatasan dari ancaman Rusia. Namun, tidak berniat mengirimkan tentara ke Ukraina. 

2. Berencana tingkatkan militer hingga 500 ribu personel

Pada kesempatan yang sama, Tusk mengungkapkan rencana peningkatkan jumlah personel militer hingga 500 ribu orang. 

"Pada akhir tahun ini, kami ingin memiliki sebuah model yang siap dilangsungkan sehingga semua laki-laki dewasa di Polandia mendapatkan pelatihan militer untuk perang. Maka, komponen cadangan ini cukup untuk mencegah segala bentuk ancaman," tutur Tusk, dikutip Politico.

Ia menambahkan, kebijakan ini bukanlah pengembalian wajib militer yang dihentikan sejak 2008. Tusk mengklaim bahwa kebijakan ini akan dilakukan secara berbeda dan menanggapi kemungkinan perubahan kebijakan keamanan AS. 

Polandia menjadi negara dengan militer terbesar ketiga di NATO dengan 200 ribu personel militer di bawah AS dan Turki. Namun, Tusk melihat Ukraina dan Rusia memiliki tentara yang jauh lebih banyak dibandingkan negaranya. 

3. Sebut Eropa akan memenangkan perlombaan senjata dengan Rusia

bendera Uni Eropa. (unsplash.com/alexandrelallemand)

Sehari sebelumnya, Tusk menyerukan kepada negara Eropa untuk bergabung dalam perlombaan senjata dengan Rusia. Menurutnya, perlombaan senjata ini akan mencegah konflik skala besar dengan Rusia. 

"Tidak dimungkiri bahwa perang di Ukraina dan perubahan kebijakan AS di Eropa, serta perlombaan senjata yang dimulai oleh Rusia telah mengubah keseluruhan tantangan kami. Eropa harus bergabung dalam perlombaan senjata engan Rusia dan memenangkannya," ungkapnya, dilansir Notes from Poland.

Ia percaya bahwa Rusia akan kalah dalam perlombaan senjata, seperti yang dialami Uni Soviet 40 tahun lalu. Tusk mengatakan, Eropa akan mampu mengatasi tantangan ini dan mempersenjatai diri dengan lebih cepat dan efektif dibanding Rusia. 

PM Polandia itu mengaku sedang mendiskusikan dengan pemimpin Eropa lainnya terkait rencana peningkatkan keberadaan militer Eropa dan NATO di sepanjang perbatasan Rusia dan sekutunya, Belarus. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBrahm