Polisi Tanzania Tangkap Tokoh Oposisi dan Larang Pertemuan

Intinya sih...
- Polisi Tanzania menangkap tokoh oposisi Tundu Lissu dan anggota Partai Chadema karena diduga merencanakan demonstrasi dan kampanye politik ilegal.
- Larangan kampanye politik di Mbeya memicu penolakan Lissu, yang berjanji mengadakan acara Hari Pemuda Internasional sesuai jadwal.
- Pemimpin Chadema, Freeman Mbowe, mendesak Presiden Samia Suluhu Hassan untuk mengintervensi kasus ini dan membebaskan anggota partainya yang ditangkap.
Jakarta, IDN Times - Polisi Tanzania, pada Senin (12/8/2024), menangkap tokoh oposisi dari Partai Chadema (Chama cha Demokrasia and Maendeleo), Tundu Lissu beserta sejumlah anggota partai lainnya. Polisi menuding mereka berniat mengadakan demonstrasi dan menyulut kerusuhan.
Penangkapan ini kepada anggota partai oposisi ini bukan pertama kali terjadi di negara Afrika Timur tersebut. Pada September 2023, Lissu sempat ditangkap karena dituding menyelenggarakan kampanye politik secara ilegal.
1. Ditangkap saat perayaan Hari Pemuda Internasional
Kepala Komunikasi dan Humas Partai Chadema, John Mrema mengatakan penangkapan ini dilakukan di Mbeya, kota di bagian tenggara Tanzania. Penangkapan itu terjadi di tengah perayaan Hari Pemuda Internasional.
"Selain Lissu, sekitar 500 pemuda yang hadir dalam acara tersebut ikut ditangkap aparat kepolisian. Mereka ditangkap ketika hendak datang ke Mbeya dan langsung diarahkan untuk kembali ke rumah masing-masing," terangnya, dilansir VOA News.
Sehari sebelumnya, Polisi Tanzania sudah melarang adanya kampanye politik Partai Chadema di Mbeya. Mereka mengklaim pemuda anggota partai berencana untuk mengadakan demonstrasi besar yang berbuntut pada kerusuhan.
Di sisi lain, Lissu menolak larangan polisi dan berjanji mengadakan acara Hari Pemuda Internasional sesuai jadwal yang ditetapkan.
2. Partai Chadema desak polisi bebaskan pemimpin dan anggotanya
Pemimpin Chadema, Freeman Mbowe mengecam keras penangkapan sejumlah pejabat di partainya, meliputi Lissu yang berperan sebagai wakil, Sekretaris Jenderal John Mnyika, dan Kepala Dewan Kepemudaan Joseph Mbilinyi.
"Kami mendesak polisi segera membebaskan tanpa syarat seluruh pemimpin, anggota, dan pendukung Partai Chadema yang ditangkap di seluruh wilayah di Tanzania," tegasnya dikutip Le Monde.
"Partai Chadema akan terus memantai dari dekat situasi terkini dan akan terus melanjutkan memberikan informasi kepada publik mengenai setiap perkembangan terkini beserta setiap langkah yang dilakukan," tambahnya.
Mbowe mendesak Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan untuk mengintervensi kasus ini dan membebaskan anggota partainya yang ditangkap.
3. Hassan berupaya kembalikan demokrasi di Tanzania
Sejak memimpin Tanzania pada 2021, Presiden Samia Suluhu Hassan sudah melakukan reformasi politik di negaranya, termasuk dengan merelaksasi pembatasan terhadap media independen dan oposisi Tanzania.
Dilansir RFI, Hassan sudah mengangkat larangan kampanye politik kepada partai oposisi yang diterapkan oleh mantan Presiden John Magufuli sejak 2016. Ia juga berniat mengenalkan kembali rivalitas politik dalam rangka mengembalikan tradisi demokrasi di Tanzania.
Setelah kematian Magufuli, tokoh politik oposisi Tanzania, Lissu memutuskan kembali ke negara asalnya. Ia pun mengakhiri pengasingan dirinya ke luar negeri sejak 2017 terkait percobaan pembunuhan.