Pertemuan bilateral Menlu Sugiono dan Menlu Jerman Johann Wadephul di Gedung Pancasila, Kemlu RI, Jakarta. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)
Kedua negara menegaskan komitmen untuk mendorong percepatan implementasi Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang ditargetkan selesai pada 2026. Pada 2024, nilai perdagangan bilateral Indonesia-Jerman mencapai 6,15 miliar dolar AS, sementara investasi Jerman di Indonesia tercatat 343 juta dolar AS. Angka ini diprediksi meningkat seiring finalisasi CEPA.
Menlu Wadephul menegaskan pentingnya perjanjian ini. “CEPA akan membuka peluang besar bagi perusahaan Jerman dan Indonesia, misalnya di sektor energi terbarukan dan produksi baterai. Kami berharap ini bisa segera tuntas,” katanya.
Selain ekonomi, bidang ketenagakerjaan juga menjadi salah satu sorotan utama. Program Triple Win telah menempatkan 329 tenaga kesehatan Indonesia di Jerman.
Wadephul menilai program ini sebagai win-win solution. “Pelatihan bahasa yang kami sediakan akan memperluas kesempatan tenaga kerja Indonesia di sektor kesehatan maupun perhotelan. Ini membuka peluang karier baru bagi banyak orang, sekaligus membantu Jerman memenuhi kebutuhan tenaga kerja,” jelasnya.
Sugiono menambahkan bahwa Indonesia dan Jerman akan terus memperluas kerja sama vokasi dan pelatihan tenaga kerja agar lebih banyak WNI bisa mendapat kesempatan.
Dalam bidang energi, Jerman bersama Jepang menjadi co-lead Just Energy Transition Partnership (JETP). Jerman berkomitmen menyumbang 1,6 miliar euro untuk mendukung transisi energi bersih Indonesia.
“Kami menghargai peran Jerman dalam mendukung transisi energi yang adil dan berkelanjutan. Kolaborasi ini akan membuka peluang investasi hijau dari sektor swasta,” kata Sugiono.
Wadephul menegaskan, kerja sama di bidang energi terbarukan akan menjadi pilar penting hubungan kedua negara.