Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi suasana ruang pengadilan. (Unsplash.com/David Veksler)
Ilustrasi suasana ruang pengadilan. (Unsplash.com/David Veksler)

Jakarta, IDN Times - Kantor Jaksa Penuntut Umum Distrik Naha di Prefektur Okinawa, Jepang, mendakwa anggota Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) atas dugaan pelecehan seksual dan penculikan terhadap seorang anak perempuan di bawah usia 16 tahun pada Desember tahun lalu, kata pihak berwenang setempat pada Selasa (25/6/2024).

Sidang pertama kasus ini dijadwalkan pada12 Juli di Pengadilan Distrik Naha. Insiden terbaru yang melibatkan perseonel militer ini, kemungkinan menambah deretan penolakan dari penduduk lokal terhadap kehadiran mereka di wilayah tersebut.

1. Sekilas mengenai kronologi pelecehan tersebut

Gubernur Okinawa Denny Tamaki mengungkapkan, Kementerian Luar Negeri Jepang mengetahui adanya dakwaan tersebut pada 27 Maret dan mengajukan keluhan kepada Duta Besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel. Namun, pihaknya tidak memberitahu pemerintah prefektur Okinawa hingga penyelidikan dilakukan pada Selasa.

"Perkembangan tersebut menimbulkan ketidakpercayaan yang signifikan terhadap hubungan pusat dan Okinawa. Dakwaan itu tidak hanya meresahkan penduduk prefektur, tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap martabat gadis tersebut," ujarnya, dikutip dari Kyodo News.

Menurut surat dakwaan tertanggal 27 Maret, Brennon Washington mengundang gadis tersebut untuk berbicara dengannya di dalam mobilnya di sebuah taman di Yomitan pada 24 Desember 2023.

Laki-laki berusia 25 tahun itu kemudian mengantar gadis tersebut ke rumahnya sebelum melakukan tindakan tidak senonoh, seperti menyentuh bagian bawah tubuh gadis itu dengan mengetahui bahwa perempuan itu berusia di bawah 16 tahun.

Sumber pemerintah mengatakan, perempuan tersebut adalah warga Jepang yang tinggal di prefektur Jepang selatan. Dia berusia sekitar 13-15 tahun pada saat kejadian.

2. Polisi serahkan kasus dokumen terdakwa kepada jaksa

Ilustrasi borgol. (pexels.com/Kindel Media)

Menurut sumber investigasi, seseorang yang terkait dengan gadis itu segera menghubungi polisi, setelah mengetahui bahwa gadis tersebut telah menjadi korban. Washington dan gadis tersebut tidak saling mengenal dan laki-laki itu tidak tinggal di properti pangkalan militer AS.

Asahi Shimbun melaporkan, polisi prefektur mengidentifikasi Washington dari rekaman kamera keamanan dan bertanya kepada militer AS mengenai dia. Saat itu, Washington sedang tidak bertugas.

Setelah menyelidiki kasus tersebut, polisi mengirimkan dokumen mengenai tersangka kepada jaksa pada 11 Maret. Polisi mengatakan, mereka memutuskan untuk tidak mengumumkan kasus tersebut, guna melindungi privasi korban, dikutip dari Nippon.

Kantor Jaksa Penuntut Umum Naha belum mengungkapkan tanggapan Washington atas tuduhan tersebut, apakah dia mengakui atau menyangkal dakwaan itu.

3. Keberadaan personel militer AS di Okinawa telah meresahkan penduduk lokal

Ilustrasi pasukan militer. (unsplash.com/Filip Andrejevic)

Prefektur Okinawa masih menjadi tuan rumah bagi sebagian besar fasilitas militer AS di Jepang, di mana hampir 80 tahun setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Kejahatan yang dilakukan oleh anggota militer AS dan personel non-militer selalu menjadi sumber keluhan bagi penduduk setempat.

Pada 1995, terjadi pemerkosaan terhadap seorang siswi Okinawa berusia 12 tahun oleh 3 prajurit AS. Insiden ini memicu gelombang kemarahan publik. Kasus-kasus lain termasuk pemerkosaan dan pembunuhan seorang perempuan berusia 20 tahun pada 2016, oleh mantan pekerja pangkalan AS yang kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRahmah N