mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad dan Presiden Rusia Vladimir Putin. (Kremlin.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
Secara praktis, surat perintah penangkapan ini akan membatasi ruang gerak Assad dan para pejabatnya. Perjalanan mereka akan terhambat, terutama di wilayah Uni Eropa yang terikat perjanjian kerja sama yudisial.
Surat ini juga diperkirakan akan disebarluaskan ke seluruh dunia melalui Interpol, meskipun tidak semua negara akan menghormatinya. Assad sendiri diketahui telah melarikan diri bersama keluarganya ke Rusia pada akhir Desember 2024 setelah rezimnya digulingkan.
Beberapa pejabat Suriah lain yang menjadi target surat perintah adalah Maher al-Assad, yang merupakan komandan de facto Divisi Lapis Baja ke-4. Selain itu, ada juga nama kepala intelijen Ali Mamlouk dan kepala staf angkatan darat saat itu, Ali Ayoub.
Perang sipil Suriah yang berkecamuk selama bertahun-tahun telah meninggalkan luka mendalam dan korban jiwa yang masif. Menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights, lebih dari 600 ribu orang tewas, dengan hampir 200 ribu di antaranya merupakan warga sipil.