Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bashar al Assad: Saya Tidak Berniat Kabur, tapi Dievakuasi Rusia

Bashar al-Assad (Kremlin.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)
Bashar al-Assad (Kremlin.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden Suriah yang digulingkan, Bashar al-Assad, mengaku tidak pernah berniat melarikan diri dari Suriah. Ia mengatakan bahwa kepergiannya ke Rusia justru diminta oleh Moskow.

Pernyataan yang diklaim berasal dari Assad ini diunggah pada Senin (16/12/2024) di akun Telegram Kepresidenan Suriah. Belum jelas siapa yang saat ini mengendalikan akun tersebut, namun jika pernyataan itu benar ditulis oleh Assad, maka ini akan menjadi pernyataan pertamanya sejak rezimnya tumbang pekan lalu.

“Keberangkatan saya dari Suriah tidak direncanakan atau terjadi pada jam-jam terakhir pertempuran, seperti yang diklaim beberapa orang. Sebaliknya, saya tetap berada di Damaskus, menjalankan tugas hingga dini hari Minggu 8 Desember 2024,” demikian pernyataan dari akun Kepresidenan Suriah, yang diterbitkan dalam bahasa Arab dan Inggris.

1. Assad diperintahkan evakuasi saat pangkalan udara Rusia di Hmeimim diserang

Menurut pernyataan itu, Assad pindah ke pangkalan udara Rusia di Hmeimim pada Minggu pagi, 8 Desember. Rusia kemudian memintanya untuk mengungsi ketika pangkalan itu diserang.

“Dengan tidak adanya sarana yang memungkinkan untuk meninggalkan pangkalan tersebut, Moskow meminta agar komando pangkalan tersebut mengatur evakuasi segera ke Rusia. Hal ini terjadi sehari setelah jatuhnya Damaskus, menyusul runtuhnya posisi terakhir militer dan mengakibatkan kelumpuhan semua lembaga negara yang tersisa,” tulis pernyataan itu.

“Selama peristiwa ini saya tidak mempertimbangkan untuk mundur atau mencari perlindungan, dan tidak ada usulan seperti itu yang dibuat oleh individu atau partai mana pun. Satu-satunya tindakan yang harus dilakukan adalah terus berjuang melawan serangan teroris,” tambahnya.

2. Assad dan keluarga diberikan suaka di Rusia

Assad menyatakan bahwa posisinya sebagai presiden tidak lagi bermakna setelah negaranya diambil alih pemberontak.

“Ketika negara jatuh ke tangan terorisme dan kemampuan untuk memberikan kontribusi yang berarti telah hilang, maka posisi apa pun menjadi tidak bermakna, menjadikannya tidak berarti," ungkapnya.

Assad tidak terlihat di mana pun ketika pemberontak, yang dipimpin oleh kelompok Islamis Hayat Tahrir al-Sham (HTS), berhasil merebut kota-kota dan provinsi-provinsi Suriah dalam waktu 12 hari. Kabar yang beredar menyebutkan bahwa ia telah melarikan diri dari negara itu selama serangan pemberontak ke Damaskus.

Pada 9 Desember, media Rusia melaporkan bahwa Assad dan keluarganya telah tiba di Moskow setelah diberikan suaka oleh pemerintah.

3. Ratusan ribu warga Suriah tewas dan hilang sejak 2011

Assad, yang memerintah Suriah dengan tangan besi, bertanggung jawab atas pecahnya perang saudara pada 2011, yang dipicu oleh tindakan keras pemerintah terhadap demonstran prodemokrasi. Perang Suriah telah menewaskan sedikitnya 500 ribu warga Suriah dan memaksa setengah dari populasinya mengungsi.

Bukti-bukti pemerintahan brutalnya mulai terungkap setelah pemberontak merebut pusat-pusat penahanan, seperti Sednaya, di mana puluhan ribu tahanan politik diperkirakan dieksekusi, disiksa hingga tewas, atau meninggal akibat kondisi yang buruk.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, mengatakan bahwa hampir 60 ribu orang disiksa dan dibunuh di penjara-penjara pemerintahan Assad. Lebih dari 100 ribu orang juga dilaporkan hilang sejak 2011.

Selama berkuasa, Assad selalu membantah tuduhan mengenai pelanggaran hak asasi manusia. Pihaknya menganggap tuduhan-tuduhan tersebut tidak berdasar, dan bersikeras bahwa semua eksekusi di Suriah mengikuti proses yang semestinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us