Prancis Prihatin Ancaman Eskalasi Pertempuran Israel-Hizbullah

Jakarta, IDN Times - Diplomat terkemuka Prancis mengatakan bahwa negaranya sangat khawatir dengan ancaman eskalasi regional, menyusul meningkatnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah di sepanjang perbatasan selatan Lebanon dalam beberapa pekan terakhir.
“Risiko eskalasi sangatlah penting; saluran diplomatik harus ada sehingga Lebanon terhindar dari pembukaan front baru di selatan,” kata Duta Besar Prancis untuk Mediterania Karim Amellal kepada The National.
1. Pertempuran Hizbullah-Israel tewaskan 200 orang di Lebanon dan 15 orang di Israel
Penembakan artileri dan serangan drone antara pasukan Israel dan pejuang Hizbullah hampir setiap harinya dikhawatirkan akan membuka front baru dalam perang Israel-Hamas di Gaza. Situasi tersebut juga telah memaksa puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan meninggalkan rumah mereka.
Hizbullah, kelompok bersenjata dan partai politik Lebanon yang didukung Iran, mengatakan bahwa serangan mereka merupakan bentuk solidaritas terhadap 2,3 juta orang di Gaza, yang terus menghadapi blokade dan pemboman bertubi-tubi oleh Israel. Lebih dari 25 ribu orang telah terbunuh dalam serangan Israel di Gaza.
Menanggapi serangan lintas batas Hizbullah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan, negaranya akan mengubah Beirut menjadi Gaza. Meski pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah belum menyatakan perang melawan Israel, namun ia mengatakan bahwa pasukannya tidak takut untuk terlibat dalam perang tersebut.
Menurut laporan PBB pada Desember, serangan Israel di Lebanon selatan telah menewaskan lebih dari 200 pejuang Hizbullah, jurnalis, dan warga sipil, serta mengakibatkan lebih dari 80 ribu orang mengungsi dari wilayah tersebut. Di pihak Israel, sedikitnya 15 orang tewas, termasuk sembilan tentara dan enam warga sipil.