Demi mencegah perang besar-besaran di Lebanon, upaya diplomatik yang dipimpin Amerika Serikat (AS) telah diintensifkan. Prancis, bekas negara kolonial yang menjalin hubungan dekat dengan Lebanon, juga ikut terlibat.
Beberapa pejabat tinggi Prancis telah mengunjungi Beirut dalam beberapa pekan terakhir, termasuk Menteri Luar Negeri Catherine Colonna dan Bernard Emie, kepala badan intelijen eksternal Prancis.
“Prancis tidak menyia-nyiakan upayanya,” kata Amellal.
Dia menekankan bahwa risiko eskalasi sangat tinggi di seluruh kawasan tersebut, termasuk Laut Merah, di mana kelompok Houthi yang didukung Iran melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang menurut mereka berhubungan dengan Israel.
“Untuk menghindari eskalasi lebih lanjut, Presiden Emmanuel Macron memutuskan untuk tidak ikut serta dalam serangan koalisi Amerika-Inggris melawan Houthi,” katanya, merujuk pada serangan militer pimpinan AS terhadap posisi Houthi di Yaman sejak 11 Januari.
Amellal mengatakan, Prancis mengutuk keras tindakan "teroris” Hamas, dan menekankan dukungan mereka terhadap Israel sebagai negara sahabat dan sekutu. Namun di sisi lain, ia menegaskan bahwa Prancis juga secara aktif mendukung Palestina dengan menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan memberikan bantuan kemanusiaan.