Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kalap tanker. (unsplash.com/Sheng Hu)
ilustrasi kalap tanker. (unsplash.com/Sheng Hu)

Intinya sih...

  • Operasi penangkapan kapten kapal minyak dilakukan oleh Angkatan Laut Prancis di lepas pantai barat Prancis.

  • Kapten kapal didakwa atas dua tuduhan, yaitu menolak bekerja sama dengan otoritas dan gagal memberikan bukti kebangsaan kapal.

  • Penangkapan kapal Boracay terjadi setelah kecurigaan terkait insiden drone di Denmark dan Putin menuduh Prancis melakukan pembajakan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Otoritas Prancis menangkap dan mendakwa kapten dari kapal tanker minyak Boracay yang diduga merupakan bagian dari armada bayangan Rusia pada Kamis (2/10/2025). Kapten kapal tersebut, yang merupakan warga negara China, ditangkap setelah Angkatan Laut Prancis menggerebek kapal itu di perairan internasional.

Penangkapan ini memicu reaksi keras dari Moskow, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin secara terbuka mengecam tindakan tersebut. Putin menyebut penahanan kapal di perairan netral itu sebagai sebuah aksi pembajakan yang tidak dapat dibenarkan, dilansir BBC.

1. Detail penangkapan dan dakwaan resmi

Operasi penangkapan dilakukan oleh komando Angkatan Laut Prancis pada akhir pekan di lepas pantai barat Prancis. Perdana Menteri Prancis, Sebastien Lecornu, memuji tindakan angkatan laut yang berhasil mengamankan kapal dan awaknya.

Kapten kapal didakwa atas dua tuduhan, yaitu menolak untuk bekerja sama dengan otoritas dan gagal memberikan bukti kebangsaan kapal. Saat digeledah, kapal tersebut diketahui berlayar tanpa bendera negara yang jelas, meskipun terdaftar dengan bendera Benin.

Kapten kapal kini dijadwalkan akan menjalani persidangan di pengadilan Brest pada Februari mendatang. Jika terbukti bersalah, ia terancam hukuman hingga satu tahun penjara serta denda sebesar 150 ribu euro (sekitar Rp2,9 miliar).

Sementara itu, wakil kapten yang juga warga negara China sempat ikut ditahan oleh pihak berwenang. Namun, ia kemudian dibebaskan tanpa dikenai dakwaan apa pun setelah menjalani pemeriksaan.

“Ada beberapa pelanggaran sangat serius yang dilakukan oleh awak kapal ini, yang membenarkan prosedur peradilan yang sedang berjalan,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.

2. Dicurigai terkait insiden drone di Denmark

Penangkapan ini terjadi tidak lama setelah kapal Boracay terpantau berada di lepas pantai Denmark. Kehadiran kapal tersebut bertepatan dengan periode munculnya serangkaian drone misterius yang mengganggu lalu lintas udara di negara itu.

Melansir France24, aktivitas drone tersebut sempat memaksa penutupan sementara Bandara Kopenhagen dan beberapa bandara regional lainnya. Data pelacakan menunjukkan Boracay berada sekitar 92 kilometer di selatan Kopenhagen saat penutupan bandara terjadi.

Meskipun dicurigai terlibat, otoritas Prancis dan Denmark hingga kini belum mengonfirmasi hubungan antara kapal Boracay dengan insiden drone. Macron sendiri menyatakan akan tetap berhati-hati dan tidak mau berspekulasi mengenai hal tersebut.

Ketika ditanya mengenai kapal tersebut, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menolak berkomentar mengenai investigasi spesifik. Namun, ia mengakui bahwa kapal-kapal semacam itu telah membuat masalah di kawasan tersebut.

“Itu sudah terjadi, terutama di Laut Baltik untuk waktu yang cukup lama. Kami bekerja sangat erat untuk memerangi situasi ini,” tutur Frederiksen.

3. Putin tuduh Prancis melakukan pembajakan

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, Donald Trump, di Anchorage, Alaska. (kremlin.ru, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)

Armada bayangan adalah sebutan untuk kumpulan kapal tanker tua yang digunakan Rusia untuk mengangkut minyaknya ke seluruh dunia. Armada ini bertujuan untuk menghindari sanksi Barat dan batasan harga minyak yang diberlakukan sejak invasi ke Ukraina.

Menurut Macron, armada ini diperkirakan mendanai sekitar 40 persen dari upaya perang Rusia dengan nilai mencapai puluhan miliar euro. Oleh karena itu, menekan armada ini menjadi target penting bagi Eropa untuk mengurangi kapasitas pendanaan perang Moskow.

Kapal Boracay sendiri diketahui kerap berganti nama dan bendera untuk mengaburkan jejaknya, di antaranya pernah menggunakan nama Pushpa dan Kiwala. Kapal ini juga pernah ditahan di Estonia karena berlayar tanpa bendera yang sah dan sudah masuk daftar hitam Uni Eropa.

Menanggapi penangkapan tersebut, Putin menuduh Eropa memicu histeria dan menyebut tindakan Prancis melanggar hukum internasional. Kremlin pada awalnya mengaku tidak memiliki informasi apa pun mengenai kapal tanker tersebut.

“Ini adalah pembajakan. Saya mengetahui kasus ini, tanker itu disita di perairan netral tanpa pembenaran apa pun. Ini meningkatkan risiko konfrontasi,” ujar Putin dalam sebuah forum kebijakan luar negeri, dilansir Al Jazeera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team