Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Desak Semua Negara NATO Setop Beli Minyak Rusia

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (x.com/WhiteHouse)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (x.com/WhiteHouse)
Intinya sih...
  • Eropa ketergantungan pada minyak Rusia
  • Rusia abaikan tekanan AS
  • Pesan Trump muncul di tengah ketegangan NATO-Rusia
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengirimkan surat kepada negara-negara anggota NATO yang menyatakan bahwa ia bersedia menekan Rusia untuk mengakhiri perangnya di Ukraina.

"Saya siap menerapkan sanksi besar-besaran terhadap Rusia, ketika semua negara NATO telah sepakat dan mulai melakukan hal yang sama, dan ketika semua negara NATO berhenti membeli minyak dari Rusia," kata Trump dalam sebuah unggahan di platform Truth Social miliknya pada 13 September 2025.

Ia menggambarkan unggahannya tersebut sebagai surat kepada semua negara NATO dan dunia, dikutip dari NHK News pada Minggu (14/9/2025).

1. Eropa yang bergantung pada minyak dan gas Rusia

Trump telah menyatakan ketidakpuasannya atas sikap sekutu NATO dengan mengatakan, 'Komitmen NATO untuk memenangkan perang jauh di bawah 100 persen'. Ia juga mengusulkan agar NATO mengenakan tarif 50-100 persen terhadap China, guna melemahkan kendali kuat ekonominya atas Rusia.

Menurut Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA), Turki yang merupakan anggota NATO telah menjadi pembeli minyak mentah Rusia terbesar ketiga, setelah China dan India. Sementara itu, Hungaria dan Slovakia, anggota NATO lainnya juga terlibat dalam pembelian minyak Rusia.

"Sejak 2022, negara-negara Eropa telah menghabiskan sekitar 210 miliar euro (sekitar Rp4 kuadriliun) untuk minyak dan gas Rusia," ungkap CREA, dikutip dari BBC.

Meski Uni Eropa mendapatkan sekitar 45 persen gasnya dari Rusia, tetapi ketergantungan Eropa pada energi Rusia telah menurun drastis sejak dimulainya invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Diperkirakan, jumlahnya akan turun menjadi sekitar 13 persen tahun ini. Namun, bagi Trump angka tersebut tidak cukup.

2. Rusia abaikan tekanan AS

Presiden Rusia Vladimir Putin. (x.com/mfa_russia)
Presiden Rusia Vladimir Putin. (x.com/mfa_russia)

Trump telah berulang kali mengancam akan meningkatkan tekanan terhadap Moskow, guna memenuhi janji untuk segera mengakhiri perang. Namun, sejauh ini gagal mengambil tindakan apapun, ketika Kremlin mengabaikan tenggat waktu dan ancaman sanksi.

Bulan lalu, Washington mengenakan tarif 50 persen terhadap New Delhi atas pembelian minyak Rusia yang terus berlanjut. Namun, AS belum mengambil tindakan serupa terhadap China.

Dalam wawancara dengan Fox News pada Jumat (12/9/2025), Trump mengungkapkan kekecewaannya terhadap kegagalan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang. Saat itu, Trump mengatakan kesabarannya terhadap Putin segera habis.

3. Pesan Trump muncul di tengah ketegangan NATO-Rusia

Unggahan Trump baru-baru ini di Truth Social disampaikan di tengah meningkatkan ketegangan antara sekutu NATO dan Rusia. Pada 10 September 2025, pasukan Polandia dan NATO menembak jatuh drone, setelah lebih dari selusin pesawat tak berawak Rusia tersebut memasuki wilayah udara Polandia.

Wilayah udara Polandia kerap kali dilanggar sejak Moskow melancarkan perangnya ke Ukraina, tetapi tidak pernah dalam skala sebesar ini di wilayah NATO manapun. Insiden tersebut merupakan pertama kalinya anggota NATO diketahui melepaskan tembakan sejak perang Rusia-Ukraina.

Merespons insiden tersebut, Warsawa dan NATO pada Sabtu (13/9/2025) telah mengerahkan helikopter dan pesawat saat drone Rusia menyerang Ukraina, tidak jauh dari perbatasannya, dilansir Al Jazeera.

"Sistem pertahanan udara berbasis darat dan pengintaian radar telah mencapai tingkat kewaspadaan tertinggi. Tindakan ini bersifat pencegahan," kata komando militer Polandia di X.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

KPK Tegaskan Ustaz Khalid Diperiksa soal Kepemilikan Uhud Tour

16 Sep 2025, 10:24 WIBNews