Ilustrasi senjata api. (Pexels.com/Dan Galvani Sommavilla)
Dilansir Associated Press, kebijakan tersebut akan mengurangi jumlah senjata yang dapat dimiliki warga sipil dari empat menjadi dua dan mengurangi peluru yang diizinkan untuk setiap senjata dari 200 menjadi 50.
Dekrit juga menuntut dokumen khusus yang membuktikan bahwa seseorang memerlukan senjata.
“Adalah satu hal bagi warga negara biasa untuk memiliki senjata di rumah untuk perlindungannya, sebagai jaminan, karena sebagian orang berpikir ini adalah keamanan. Biarkan mereka memilikinya. Tapi kami tidak bisa membiarkan gudang senjata berada di tangan rakyat,” kata Lula.
Pembatasan baru itu juga akan membatasi kepemilikan senjata pemburu terdaftar menjadi hanya enam senjata, yang sebelumnya 30, termasuk hingga 15 senjata api terbatas.
Kebijakan baru Lula akan mengubah durasi izin senjata dari 10 tahun di bawah Bolsonaro, menjadi batas baru tiga hingga lima tahun, tergantung pemegangnya.
Lapangan tembak yang menjamur selama pemerintahan Bolsonaro dan relatif tidak diatur sekarang menghadapi batasan baru. Lapangan kini hanya dapat beroperasi dari jam 6 pagi hingga 10 malam dan harus berjarak minimal 1 km dari sekolah.
Igarape Institute dan Sou da Paz, organisasi think thank keamanan publik, memuji kebijakan baru ini. Ia menyebut langkah itu sebagai tindakan bertanggung jawab guna menjamin keamanan dan hukum melalui pengaturan senjata di Brasil.