Ursula von der Leyen, Presiden Komisi UE (Twitter.com/Ursula von der Leyen)
Macron juga akan didampingi delegasi lebih dari 50 CEO termasuk dari raksasa energi Prancis EDF, produsen transportasi kereta api Alstom dan pembuat pesawat Eropa Airbus. Ini terkait perdagangan dua negara, juga hubungan China dengan negara-negara Eropa.
Menurut Euro News, pada 2022 China adalah mitra terbesar ketiga untuk ekspor barang UE dan mitra terbesar untuk impor. Hal itu merupakan indikator penting hubungan antara kedua pihak.
Peneliti kebijakan di Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri, Alicja Bachulska, menjelaskan perjalanan kunjungan itu akan dimanfaatkan oleh Xi Jinping guna meyakinkan para pemimpin Eropa, agar kembali berbisnis seperti biasanya.
"Dengan Macron, delegasi bisnis ini, jelas merupakan sinyal bagi Beijing bahwa kerja sama ekonomi masih menjadi agenda utama di Paris, tetapi juga, Anda tahu, di tingkat UE secara keseluruhan. Dan ini sangat terlihat di pidato von der Leyen," jelas Bachulska.
Untuk konflik Ukraina, Antoine Bondaz, seorang dosen senior di Sciences Po Paris, mengatakan apa yang dapat dilakukan oleh Presiden Prancis dan mitra Komisi Eropanya, adalah memperingatkan China tentang konsekuensi yang mungkin terjadi jika dukungan militer lebih lanjut ke Rusia. Selain itu, ini juga ambisi Rusia menaruh senjata nuklir di Belarus.
"Presiden Macron, tentu saja, memiliki legitimasi untuk bertanya dan mengangkat masalah ini dengan China karena dua alasan. Pertama, Prancis, tentu saja, adalah negara senjata nuklir. Dan kedua, Prancis, tidak seperti AS dan Inggris, bukan bagian dari dari setiap perjanjian pembagian nuklir seperti kedua negara ini," jelas Bondaz.