Tentara Prancis yang ditugaskan sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB. (twitter.com/SebLecornu)
Diplomat Dewan Keamanan PBB, pada Rabu (20/11/2024), mengatakan bahwa dukungan mengubah misi keamanan (MSS) menjadi misi penjaga keamanan PBB di Haiti dalam melawan aksi kekerasan geng kriminal.
"Kehadiran MSS di Haiti, meski memiliki nama baik, tapi terdapat banyak tantangan di baliknya. Masalah itu mengenai finansial, sumber daya manusia, rantai logistik yang sangat tidak cukup untuk merespons ancaman dalam skala besar," tutur Dubes PBB di Haiti Antonio Rodrigue, dilansir dari Reuters.
Pada awal September, proposal terkait perubahan MSS menjadi misi penjaga perdamaian di Haiti sudah diusulkan oleh Amerika Serikat (AS) dan Ekuador. Namun, proposal itu akhirnya ditolak karena mendapat veto dari Rusia dan China.
Ia menambahkan, misi penjaga perdamaian baru di Haiti harus belajar dari masa lalu ketika mengintervensi Haiti. Misi tersebut justru gagal karena maraknya kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan pasukan PBB dan merebaknya wabah kolera.