Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Prancis, Emmanuel Macron di Greenland. (wikimedia.org/Quintin Soloviev)
Presiden Prancis, Emmanuel Macron di Greenland. (wikimedia.org/Quintin Soloviev)

Intinya sih...

  • Macron kritik tekanan Trump terhadap Greenland

  • Macron mengecam niat Trump untuk menguasai Greenland dan menegaskan pentingnya menjaga keutuhan wilayah tersebut.

  • AS berencana mengambil alih Greenland, tetapi Prancis menawarkan dukungan militer untuk melindungi wilayah itu.

  • Warga Greenland sambut kunjungan Macron

  • Warga merasa senang dengan kunjungan Macron karena merupakan peristiwa besar bagi mereka.

  • Kedatangan Macron menunjukkan penolakan warga terhadap akuisisi oleh AS dan keinginan mereka untuk merdeka dari Denmark.

  • Arktik jadi panggung baru p

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times- Presiden Prancis, Emmanuel Macron, tiba di Nuuk, Greenland, pada Minggu (15/6/2025). Kunjungan ini bertujuan menunjukkan solidaritas Eropa dan merespons niat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menguasai Greenland.

Lawatan ini menjadi yang pertama oleh seorang pemimpin negara asing sejak Trump mulai menyuarakan ambisinya. Setibanya di sana, Macron langsung mengadakan pembicaraan bersama Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, dan Perdana Menteri Greenland, Jens-Frederik Nielsen.

"Semua orang di Prancis dan Uni Eropa setuju bahwa Greenland tidak untuk dijual atau diambil," ujar Macron.

1. Macron kritik tekanan Trump terhadap Greenland

Trump telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk membeli atau mengambil alih Greenland dengan alasan keamanan nasional. Ia bahkan tidak mengesampingkan penggunaan militer untuk mencapai tujuan tersebut.

"Seharusnya sekutu tidak bertindak seperti itu. Penting bagi Denmark dan seluruh Eropa untuk berkomitmen menjaga wilayah ini, yang sangat strategis dan keutuhan teritorialnya harus dihormati," kritik Macron terhadap niat AS, dilansir dari CNN.

Sebelumnya, Wakil Presiden AS JD Vance menyatakan bahwa penduduk Greenland akan lebih aman di bawah AS. Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, mengakui adanya rencana darurat Pentagon untuk mengambil alih Greenland jika diperlukan.

Sebelum kunjungan ini, Prancis juga pernah menawarkan dukungan militer untuk Greenland. Paris dilaporkan telah memulai diskusi untuk mengerahkan pasukan, namun Kopenhagen saat itu menolak untuk melanjutkan gagasan tersebut.

2. Warga Greenland sambut kunjungan Macron

Denmark dan Greenland kompak menolak gagasan akuisisi oleh AS. Keduanya berulang kali menyatakan bahwa wilayah strategis tersebut tidak untuk dijual.

Sementara itu, kedatangan seorang pemimpin dunia seperti Macron dinilai sebagai peristiwa yang sangat signifikan bagi warga Greenland.

"Sejujurnya, ini adalah peristiwa besar bagi kami, karena belum pernah ada presiden yang berkunjung sebelumnya, jadi kami sangat menyambut kunjungan ini," tutur warga Greenland, Kaj Kleist, dikutip dari BBC.

Di tengah dinamika politik ini, sebagian besar dari 57 ribu warga Greenland dilaporkan menginginkan kemerdekaan dari Denmark. Namun, mereka menolak untuk menjadi bagian dari AS, dilansir Al Jazeera.

Parlemen Denmark baru-baru ini menyetujui perluasan perjanjian militer yang mengizinkan keberadaan pangkalan AS di tanah Denmark. Denmark juga meningkatkan anggaran pertahanan Greenland sebesar 1,5 miliar dolar AS (Rp24,4 triliun).

3. Arktik jadi panggung baru perebutan pengaruh

Kunjungan Macron juga menyoroti isu-isu global, seperti keamanan Arktik, pembangunan ekonomi, dan perubahan iklim. Ia dijadwalkan mengunjungi gletser untuk menyaksikan langsung dampak pemanasan global di kawasan itu.

Seorang pakar dari Royal Danish Defence College, Marc Jacobsen, menilai kunjungan Macron memiliki makna geopolitik.

"Tentu saja, ini berkaitan dengan perubahan situasi keamanan di Atlantik Utara dan Arktik. Kunjungan ini adalah sinyal kuat yang menunjukkan bahwa Prancis menanggapi keamanan Eropa dengan sangat serius," jelas Jacobsen.

Kawasan Arktik memang telah menjadi titik panas geopolitik baru. Pemanasan global yang membuka rute pelayaran baru dan mempermudah akses ke sumber daya alam telah memicu perlombaan untuk mengamankan pasokan mineral kritis di kawasan, dilansir France24.

Meskipun bukan anggota Uni Eropa, Greenland memiliki status berasosiasi dengan blok tersebut. Uni Eropa pun kini meningkatkan perannya, salah satunya dengan berinvestasi pada tambang grafit di Greenland untuk menjamin pasokan energi dan mineral di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRama