Jakarta, IDN Times - Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa, berjanji akan menghukum pelaku pembunuhan massal yang menewaskan ratusan warga sipil. Peristiwa tersebut merupakan kekerasan terburuk sejak penggulingan rezim Bashar al-Assad pada Desember 2024.
Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) melaporkan hampir 1.500 orang tewas antara Kamis hingga Sabtu. Korban jiwa terdiri dari 830 warga sipil, sebagian besar berasal dari komunitas Alawi.
"Siapa pun yang terlibat dalam pertumpahan darah warga sipil, melukai rakyat kami, menyalahgunakan kekuasaan negara, atau memanfaatkan wewenang untuk kepentingan pribadi akan kami mintai pertanggungjawaban tanpa ampun," kata al-Sharaa, dilansir BBC.
Kekerasan ini berawal dari penyergapan terhadap pasukan keamanan Suriah oleh kelompok pendukung Assad pada Kamis (6/3/2024) di wilayah pesisir. Pasukan Suriah dituduh melakukan pembantaian massal terhadap warga sipil Alawi sebagai aksi balasan.