aksi bela Palestina di Tunisia pada 2021. (Bra, CC BY-SA 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0>, via Wikimedia Commons)
Dalam perbincangan itu, Saied melontarkan kritik terhadap tatanan hukum global saat ini.
"Apakah ini yang disebut legitimasi internasional? Legitimasi itu runtuh dari hari ke hari dan tidak ada artinya ketika kita melihat tragedi yang dialami rakyat Palestina setiap jam," kata Saied.
Ia menegaskan kembali posisi politik negaranya mengenai konflik di Gaza. Saied menyebut seluruh tanah Palestina, dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya, adalah hak milik rakyat Palestina.
Israel sendiri sedang menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) dan surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk para pemimpinnya. Sementara, situasi di Gaza semakin memprihatinkan, di mana lebih dari 1.000 warga Palestina dilaporkan tewas saat mencari bantuan.
Kunjungan Boulos ke Tunisia merupakan bagian dari agenda lawatan regionalnya. Setelah dari Tunis, ia terbang menuju Tripoli, Libya, untuk melanjutkan tugas diplomatiknya, dilansir The New Arab.