13 Anak Meninggal Setiap Hari di Kamp Pengungsi Sudan

Penyedia layanan kesehatan dalam kesulitan

Jakarta, IDN Times - Kepala tanggap darurat Doctors Without Borders (MSF) untuk Sudan Claire Nicolet mengatakan, sekitar 13 anak meninggal setiap hari di kamp Zamzam di Darfur Utara, Sudan. Penyebabnya adalah kekurangan gizi yang parah.

Di sisi lain, kepala badan pengungsi PBB memperingatkan Eropa akan menghadapi peningkatan jumlah pengungsi Sudan. Ini jika perjanjian gencatan senjata di antara pihak yang bertikai tidak segera ditandatangani dan upaya bantuan ke negara itu tidak diperkuat.

1. Satu anak meninggal setiap dua jam

Situasi yang terjadi di kamp Zamzam membuat MSF mendesak tanggapan dari komunitas internasional. Kamp tersebut adalah salah satu kamp pengungsi terbesar di negara tersebut.

"Apa yang kami lihat di kamp Zamzam adalah situasi yang benar-benar bencana. Kami memperkirakan setidaknya satu anak meninggal setiap dua jam di kamp tersebut," kata Nicolet dikutip dari Barron's.

"Mereka yang menderita gizi buruk dan belum meninggal, berisiko tinggi meninggal dalam waktu 3-6 minggu jika tidak mendapatkan pengobatan. Kondisi mereka bisa diobati jika bisa mendapatkan fasilitas kesehatan. Tapi banyak yang tidak bisa," jelasnya.

Baca Juga: KBRI Pulangkan 3 WNI yang Terdampak Konflik Sudan

2. Penyedia layanan kesehatan dalam kesulitan

Perang saudara di Sudan telah menyebabkan lebih dari 9 juta orang mengungsi.

Dilansir Al Jazeera, sebelum perang terjadi, sistem kesehatan wilayah Darfur Utara didukung oleh badan-badan PBB. MSF pada Senin (5/2/2024) mengatakan tiba-tiba bantuan tersebut terhenti.

Saat ini, MSF adalah satu-satunya penyedia layanan kesehatan yang beroperasi di kamp tersebut. Namun mereka dalam situasi yang sulit.

"Staf tidak lagi menerima gaji, persediaan peralatan dan obat-obatan terbatas, begitu pula bahan bakar untuk generator, air dan persediaan lain yang diperlukan untuk menjaga fasilitas kesehatan tetap berjalan," katanya.

3. Pengungsi Sudan melintasi Mediterania untuk ke Eropa

13 Anak Meninggal Setiap Hari di Kamp Pengungsi SudanPara pengungsi korban perang di Sudan mendapat bantuan PBB. (Twitter.com/UNHCR Sudan)

Perang di Sudan terjadi karena persaingan sengit antara pasukan Rapid Support Forces (RSF) dan tentara pemerintah. Badan-badan PBB mengatakan, perang telah membuat sekitar 17 juta orang menghadapi kelaparan akut.

Dilansir Associated Press, badan PBB dan organisasi bantuan internasional melakukan evakuasi dari Darfur Utara setelah perang tersebut dimulai. Hanya ada kehadiran terbatas di wilayah tersebut.

"Sekarang, mereka (pengungsi) hampir sepenuhnya ditinggalkan. Tidak ada distribusi pangan dari Program Pangan Dunia sejak Mei. Orang-orang kelaparan dan akibatnya anak-anak meninggal," kata Nicolet.

Dengan tidak ada dukungan tambahan, para pengungsi di Sudah juga kemungkinan akan berupaya mencapai Eropa.

"Orang-orang Eropa selalu khawatir dengan orang-orang yang melintasi Mediterania," kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi.

"Saya punya peringatan bagi mereka bahwa jika mereka tidak mendukung lebih banyak pengungsi yang keluar dari Sudan, bahkan orang-orang yang terpaksa mengungsi di Sudan, kita akan melihat pergerakan orang-orang menuju Libya, Tunisia, dan melintasi Mediterania," tambahnya.

Baca Juga: ICC: Tentara Sudan dan Pemberontak Lakukan Kejahatan Perang di Darfur

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya