20 Ribu Orang Protes Anti-Netanyahu Sebelum Pemilu Digelar

Demonstrasi tandai sembilan bulan protes anti-Netanyahu

Yerusalem, IDN Times - Massa anti-Netanyahu yang berjumlah sekitar 20.000 orang melakukan aksi demonstrasi besar sebelum negara tersebut melaksanakan pemilu pada 23 Maret mendatang. Dalam protesnya, peserta demonstrasi menuntut diakhirnya kepemimpinan PM Benjamin Netanyahu.

Demonstrasi besar berlangsung pada hari Sabtu (20/3), hanya tiga hari sebelum pemilu diadakan. Ribuan orang berbaris di jalanan dari alun-alun Paris Square sampai gedung parlemen Kenesset. Ribuan orang juga mengepung kediaman perdana menteri sambil meneriakkan yel-yel, menabuh drum, dan meniup terompet.

1. Jumlah massa protes lebih besar dari pada aksi anti-Netanyahu sebelumnya

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tersangkut skandal tuduhan korupsi, penipuan dan pelanggaran kepercayaan. Semua tuduhan yang mengarah kepadanya telah ia bantah dan ia mengaku tidak bersalah. Namun tekanan untuk menuntutnya mundur terus terjadi.

Aksi demonstrasi pada hari Sabtu, disebut memiliki jumlah massa lebih besar dari pada aksi anti-Netanyahu sebelumnya. Melansir dari kantor berita Reuters, jumlah massa diperkirakan mencapai 20.000 orang.

Netanyahu yang didukung oleh Partai Likud konservatif diproyeksikan akan mendominasi anggota parlemen Israel. Namun dalam sebuah jajak pendapat disebutkan bahwa tekanan terhadap Netanyahu membuat perkiraan kemenangan tersebut tidak jelas. Dominasi di parlemen dalam pemilu Israel nanti masih menjadi tanda tanya, tidak seperti tiga periode sebelumnya yang dimenangkan oleh Likud.

2. Sembilan bulan demonstrasi menekan Netanyahu

20 Ribu Orang Protes Anti-Netanyahu Sebelum Pemilu DigelarProtes anti-Netanyahu di Yerusalem. (Twitter.com/Noga Tarnopolsky)

Tekanan terhadap PM Benjamin Netanyahu telah terjadi sejak tahun lalu. Aksi anti-Netanyahu setidaknya telah berjalan selama sembilan bulan lamanya. Aksi protes yang terbaru dilakukan untuk memperingati sembilan bulan usia protes.

Melansir dari laman Times of Israel, meski beberapa media menyebut jumlah massa diperkirakan sekitar 20.000, tapi beberapa klaim yang mengorganisasi protes menyebut bahwa jumlah massa lebih dari itu. Setidaknya ada sekitar 50.000 orang yang ikut berpartisipasi.

Dalam sembilan bulan protes, kelompok anti-Netanyahu mampu membuat media menjadikan aksi mereka sebagai fitur mingguan kehidupan politik Israel. Meskipun jumlah peserta demonstrasi terus berkurang seiring tiga kali penguncian nasional, penyelenggara protes berpendapat bahwa tekanan yang mereka berikan terhadap Netanyahu memiliki dampak.

Seorang aktivis bernama Amir Haskel yang ikut bergabung dalam protes mengatakan bahwa “Saya tidak berpikir bahwa Gideon Sa'ar (saingan Netanyahu) akan meninggalkan Likud dan memulai partainya sendiri kecuali dia tahu dia mendapat dukungan di jalanan.”

Gideon Sa'ar adalah salah satu pemimpin partai Likud dan membelot. Dia jadi tantangan tersendiri bagi Netanyahu akrena Sa'ar mendirikan partai baru bernama partai New Hope.

Haskel sendiri adalah pensiunan brigadir jenderal Angkatan Udara Israel. Dia ditangkap polisi pada akhir Juni karena memprotes Netanyahu yang disinyalir telah korupsi selama bertahun-tahun. Penahanannya memicu kemarahan dan kecaman yang meluas dari tokoh-tokoh publik, mengubahnya menjadi simbol gerakan yang sedang berkembang.

Baca Juga: Gagal Tangani COVID-19, Kediaman Netanyahu Digeruduk Ribuan Demonstran

3. Kampanye vaksin COVID-19 adalah senjata utama Netanyahu

20 Ribu Orang Protes Anti-Netanyahu Sebelum Pemilu DigelarPerdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (Twitter.com/International Leaks)

Sejauh ini, citra Israel di mata publik dalam menangani wabah virus corona mendapatkan penilaian yang baik karena kecepatan kampanye vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintahan Benjamin Netanyahu. Karena itu, kampanye vaksinasi tersebut adalah salah satu senjata utama PM Netanyahu.

Melansir dari laman Associated Press, Netanyahu mengandalkan kampanye vaksinasi yang sangat sukses untuk mendorongnya menuju kemenangan. Sekitar tiga perempat populasi orang dewasa di negara itu telah divaksinasi dalam waktu kurang dari tiga bulan, dan ekonomi telah dibuka kembali dalam beberapa pekan terakhir.

Tapi Israel telah mengalami penguncian nasional selama tiga kali. Dalam upaya mencegah penyebaran virus corona, penguncian nasional telah membuat banyak elemen bisnis menderita dan banyak pekerja diberhentikan dari pekerjaannya. Orang-orang terdampak itu ikut berbaris di jalanan, menggaungkan protes anti-Netanyahu.

Selain itu, para aktivis juga menuntut pengunduran diri Netanyahu yang dinilai sebagai diktator. Netanyahu telah menjabat sebagai PM Israel selama 12 tahun lamanya. Dia adalah perdana menteri pertama yang dituduh melakukan korupsi tapi dia membantah tuduhan tersebut.

Melansir dari laman Al Jazeera, seorang pengacara sepuh berusia 60 tahun dari Tel Aviv bernama Anat Gourelle yang ikut hadir dalam protes mengatakan "kami datang untuk memprotes seorang diktator. Sungguh memalukan apa yang terjadi di Israel. Tidak terbayangkan bahwa seseorang menggunakan kekuatannya untuk mencuri dari rakyatnya sendiri," katanya tetap menuduh Netanyahu melakukan korupsi.

Baca Juga: Profil Benjamin Netanyahu, dari Militer hingga PM Israel Terlama 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya