4 Fakta Panglima Militer Brasil yang Dipecat karena Terlibat Kerusuhan

Kerusuhan di Brasil mirip dengan yang terjadi di AS

Jakarta, IDN Times - Jenderal Julio Cesar de Arruda yang menjabat sebagai panglima militer Brasil, dipecat pada Sabtu (21/1/2023). Pemecatan itu terjadi dua minggu setelah kerusuhan di ibu kota, di mana para demonstran menyerbu gedung Kongres Brasil dan Istana Kepresidenan.

Sebelumnya, puluhan perwira militer Brasil juga telah diberhentikan. Mereka diduga kuat berkolusi dengan para pengunjuk rasa sayap kanan pro-Jair Bolsonaro. Pengunjuk rasa itu kecewa karena jagoannya kalah dalam pemilu. Penyerbuan itu mengakibatkan beberapa polisi terluka dan gedung Mahkamah Agung mengalami kerusakan.

Berikut ini adalah fakta panglima militer Brasil yang diduga terlibat dengan para pengunjuk rasa dalam melakukan penyerbuan di gedung-gedung administrasi penting di ibu kota Brasilia.

Baca Juga: Presiden Brasil Pecat Panglima Militer Buntut Kerusuhan 8 Januari 2023

1. Baru diangkat sebagai panglima pada Desember

4 Fakta Panglima Militer Brasil yang Dipecat karena Terlibat Kerusuhanilustrasi (Pexels.com/Jakson Martins)

Presiden Brasil terpilih, Luiz Inacio Lula da Silva yang mengalahkan Jair Bolsonaro, secara resmi dilantik pada 1 Januari 2023. Sebelum itu, Julio Cesar de Arruda ditunjuk sebagai panglima militer.

Dilansir BBC, penunjukkan Arruda itu dilakukan 30 Desember, persis sebelum pelantikan Presiden Brasil terpilih dilakukan. Namun dia dicurigai berkolusi dengan pengunjuk rasa yang menyerbu di Brasilia sehingga Presiden Lula kemudian memecatnya.

Mahkamah Agung Brasil juga telah mencoba mengurai apa yang terjadi dalam penyerbuan 8 Januari dan memasukkan mantan Presiden Jair Bolsonaro dalam penyelidikan. Bolsonaro diduga mungkin telah menghasut usai memposting video yang mempertanyakan legitimasi pemilihan presiden tahun lalu.

Baca Juga: Diduga Dalangi Kerusuhan, Eks Menteri Brasil Dipaksa Pulang dari AS

2. Presiden Lula curiga sejak awal tentang peran tentara dalam kerusuhan

Penyerbuan pendukung Jair Bolsonaro ke Istana Kepresidenan, gedung Kongres dan Mahkamah Agung pada 8 Januari, membuat banyak properti publik rusak atau hancur. Ribuan orang ditahan dan sampai saat ini masih dalam proses pemeriksaan.

Presiden Lula, dalam beberapa pekan terakhir mengkritik militer dan beberapa kali mengatakan di depan umum, pasti ada orang di ketentaraan yang membiarkan kerusuhan terjadi, kutip Associated Press.

Namun, Presiden Brasil Terpilih itu tidak pernah menyebut Arruda, Sang panglima militer. Lula pernah mengatakan bahwa banyak dari polisi militer dan angkatan bersenjata terlibat, membiarkan pengunjuk rasa masuk dengan pintu terbuka.

Dalam sebuah wawancara, Presiden Lula juga menegaskan bahwa semua militer yang terlibat dalam upaya kudeta, akan dihukum. Tidak peduli apa pun pangkatnya.

Baca Juga: Mahkamah Agung Curigai Bolsonaro Dalang Kerusuhan di Brasil

3. Sebelum dipecat, panglima militer hadir dalam pertemuan dengan Presiden Lula

4 Fakta Panglima Militer Brasil yang Dipecat karena Terlibat Kerusuhanilustrasi tentara Brasil (Twitter.com/Comando Militar do Planalto)

Kecurigaan keterlibatan tentara dalam penyerbuan di ibu kota Brasilia, telah menjadi bola panas dalam politik tingkat tinggi di Brasil. Namun Menteri Pertahanan Jose Mucio Monteiro, sebelumnya telah mengatakan kepada wartawan bahwa Angkatan Bersenjata tidak terlibat langsung dalam kerusuhan itu.

Dilansir Al Jazeera, Monteiro menegaskan, jika ada yang terlibat dalam kerusuhan itu, maka setiap personel militer harus bertanggung jawab sebagai warga negara.

Sebelum diketahui dipecat pada Sabtu, Jenderal Arruda hadir dalam pertemuan dengan Presiden Lula pada Jumat. Dia didampingi Panglima Angkatan Laut, Marcos Sampaio Olsen, dan Panglima Angkatan Udara, Marcelo Kanitz Damasceno.

Setelah pemecatan Arruda, posisi panglima militer Brasil kemudian digantikan oleh Tomas Miguel Ribeiro Paiva. Dia pernah menjadi Kepala Komando Militer Tenggara Brasil.

4. Kerusuhan Kongres Brasil mirip dengan yang terjadi di AS

Ribuan anggota kelompok sayap kanan Brasil menyerbu tiga gedung penting di ibu kota Brasilia pada 8 Januari 2023. Peristiwa ini mirip dengan yang terjadi pada penyerbuan Gedung Capitol di Amerika Serikat (AS) pada 6 Januari 2021.

Penyerbuan itu terjadi karena kecewa bahwa calon presiden mereka kalah dalam pemilu. Para penyerbu juga merupakan kelompok sayap kanan di negara masing-masing.

Di Brasil, menurut CNN, para perusuh merusak karya seni di dalam gedung, memecahkan jendela, menghancurkan furnitur dan bahkan menyemprotkan kata-kata kotor dinding bangunan.

Pasukan keamanan dianggap gagal menghentikan serbuan pengunjuk rasa yang kemudian mereka berada di bawah pengawasan dan pemeriksaan. Pemerintah Brasil menuduh polisi militer dan polisi federal menutup mata dalam insiden tersebut.

Lebih dari seribu demonstran di Brasilia yang ditangkap pada hari kerusuhan dan setelah kerusuhan. Pemerintah Brasil juga telah memecat setidaknya 140 perwira militer sejak insiden penyerbuan itu.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya