Ahli Militer China: Rencana Rudal Jepang Langgar Konstitusi

Rudal jarak jauh Jepang itu mampu capai pesisir China

Jakarta, IDN Times - Jepang sedang mempertimbangkan untuk memasang rudal jarak jauh yang bisa menjangkau Korea Utara dan China di tengah ketegangan di Selat Taiwan saat ini. Ahli militer China berpendapat bahwa langkah Jepang tersebut melanggar konstitusinya sendiri.

Sejauh ini Kementerian Luar Negeri Jepang tidak memberikan konfirmasi atas kabar rudal jarak jauh itu. Namun menurut beberapa informasi yang beredar, rudal yang rencananya sedang dipertimbangkan adalah modifikasi dari rudal lama sehingga dapat menjangkau jarak hingga 1.000 kilometer.

Baca Juga: Lawan China, Jepang Ingin Mengerahkan Rudal Jarak Jauh

1. Rudal mampu mencapai pesisir China

Ahli Militer China: Rencana Rudal Jepang  Langgar Konstitusiilustrasi peluncuran rudal pertahanan (Twitter.com/Ministry of Defense)

Rudal-rudal yang dipertimbangkan oleh Jepang akan dapat digunakan oleh pesawat dan kapal. Menurut Japan Today, surat kabar Jepang Yomiuri adalah yang pertama mengungkapkan berita tersebut pekan lalu.

Rudal-rudal yang sedang dipertimbangkan Jepang, terutama akan ditempatkan di sekitar pulau Nansei selatan dekat Taiwan. Dengan kemampuan jarak target sekitar 1.000 kilometer, maka kemungkinan rudal mampu mencapai wilayah pesisir Korea Utara dan China.

Jumlah rudal jarak yang dipertimbangkan mencapai sekitar 1.000 unit. Jepang telah meningkatkan pengeluaran militernya dalam beberapa tahun terakhir. Langkah itu dipicu oleh ketegangan di kawasan Asia Pasifik, khususnya di Selat Taiwan.

Baca Juga: Jepang Anggap China, Rusia, dan Korea Utara sebagai Ancaman Keamanan

2. Mempersempit kesenjangan rudal dengan China

Upaya peningkatan sistem keamanan Jepang telah mulai dilakukan agar kapal dan pesawat dapat menembakkan rudal baru. Ini khususnya untuk mencapai target yang berbasis di darat.

Melansir France24, langkah Jepang yang masih rencana tersebut merupakan bagian dari upaya Tokyo mempersempit kesenjangan kapasitas rudal dengan China. Langkah itu juga untuk mengatasi ancaman yang datang dari Korea Utara.

Menurut Asahi Shimbun, Kementerian Pertahanan Jepang dalam pemintaan anggaran tahun fiskal 2023 akan mencakup dana untuk memperkuat pertahanan dalam mendeteksi dan mencegat rudal hipersonik. Tapi tidak ada rincian biaya yang disampaikan.

Peningkatan itu terutama pada kinerja sistem radar dan memperkenalkan lebih banyak pesawat peringatan dini. Kemampuan sistem komando pencegat rudal juga akan ditingkatkan serta akuisi rudal tambahan.

Baca Juga: Korsel Sebut Korut Tembak Lagi Dua Rudal Jelajah 

3. China nilai langkah Jepang merupakan pelanggaran terhadap konstitusinya sendiri

Ahli Militer China: Rencana Rudal Jepang  Langgar Konstitusiilustrasi rudal (Twitter.com/Missile Defense Advocacy Alliance)

Menurut media China Global Times, jika rencana Jepang tersebut dikonfirmasi, maka itu dinilai sebagai pelanggaran terhadap konstitusi Tokyo sendiri.

Ahli militer China, Song Zhongping, menjelaskan bahwa Jepang telah meningkatkan kemampuan serang dan mencoba melanggar konstitusinya. Namun dia berpendapat bahwa sinyal dari Jepang tidak ada hubungan dengan ketegangan saat ini di Selat Taiwan.

Pakar militer China itu juga mengatakan rencana pengerahan rudal jarak jauh Jepang adalah satu langkah dari Tokyo. Di masa depan, Zhongping mengatakan bahwa Jepang kemungkinan dapat membuat rudal balistik, kapal selam tenaga nuklir dan bahkan kapal induk yang telah dilarang oleh konstitusi Jepang.

Ketegangan di Asia Timur khususnya terjadi di Selat Taiwan antara China dengan Taiwan. Sengketa kepemilikan Kepulauan Senkaku antara Jepang dan China yang telah terjadi sekitar satu abad, juga belum selesai sampai saat ini.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya