Angela Merkel Tak Menyesal Pernah Jalin Diplomasi dengan Putin

 Diplomasi tidak salah meski tidak berhasil 

Jakarta, IDN Times - Pada Selasa (7/6/2022), mantan Kanselir Jerman Angela Merkel berbicara panjang tentang masalah Ukraina, Rusia dan Eropa. Itu adalah wawancara pertama usai Merkel tak menjabat, dan acara itu berlangsung di atas panggung teater Berliner Ensemble.

Merkel mengatakan tak menyesal telah membangun diplomasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin meski tidak berhasil. Dia menegaskan jika diplomasi itu tak dilakukan, maka Putin akan menimbulkan kerusakan jauh lebih besar bagi Ukraina.

Merkel menjabat selama 16 tahun sebagai pemimpin Jerman. Dia dikritik karena telah membuat Jerman bergantung energi Rusia. Dia juga dikritik karena menolak Ukraina menjadi anggota NATO saat itu.

Baca Juga: Pertama Kali, Angela Merkel Mengutuk Invasi Rusia 

1. Diplomasi tidak salah meski tidak berhasil

Angela Merkel Tak Menyesal Pernah Jalin Diplomasi dengan PutinVladimir Putin memberi bunga saat Angela Merkel melakukan kunjungan ke Moskow. (Twitter.com/President of Russia)

Merkel dan Putin memiliki hubungan yang unik. Merkel tumbuh di Jerman Timur yang komunis dan Putin saat itu menjadi agen rahasia Soviet di negara tersebut. Keduanya menjadi pemimpoin top, tapi berbeda persepsi.

Merkel mengaku, ketika bertemu Putin di Sochi, Rusia, pada 2007, Putin mengatakan padanya bahwa runtuhnya Uni Soviet adalah bencana terbesar di abad ke-21. Tapi bagi Merkel, runtuhnya Tembok Berlin adalah kebebasan baginya.

Ketika Merkel menjabat sebagai Kanselir Jerman, dia membangun diplomasi yang dekat dengan Putin yang menjabat Presiden Rusia. Merkel menegaskan bahwa hubungan itu bukan sebuah kesalahan meski akhirnya saat ini Putin menyerang Ukraina.

"Saya mencoba bekerja agar bencana dapat dihindari, dan diplomasi tidak salah jika tidak berhasil. Saya tidak melihat bahwa saya harus mengatakan sekarang bahwa itu salah, jadi saya tidak akan meminta maaf," kata Merkel dikutip Associated Press.

"Sangat disayangkan bahwa itu tidak berhasil, tetapi saya tidak menyalahkan diri saya sekarang karena (telah) mencoba," imbuhnya.

Baca Juga: Telepon Merkel, Putin Bahas Produksi Vaksin Rusia di Uni Eropa

2. Pendangan Merkel tentang menentang Ukraina masuk NATO

Merkel adalah yang mewakili Jerman menentang keanggotaan Ukraina dan Georgia di NATO pada 2008. Saat ini, Merkel dikritik karena keputusan tersebut. Tapi Merkel membela diri.

Dalam wawancaranya, Merkel berkata jika NATO saat itu menerima Ukraina dan Georgia, maka Putin dapat menyebabkan kerusakan besar di Ukraina. Dilansir Deutsche Welle, Merkel juga mengatakan saat itu Ukraina memiliki masalah korupsi sistemik yang jadi alasan penentangannya.

"Presiden Zelenskyy dengan berani memerangi korupsi, tetapi pada saat itu, Ukraina benar-benar negara yang diperintah oleh oligarki, jadi Anda tidak bisa hanya mengatakan 'ok besok kita akan membawa mereka (Ukraina) ke NATO,'" kata mantan Kanselir Jerman itu.

Faktor lain adalah saat itu Ukraina sangat terpecah secara politik dan demokrasinya tidak stabil.

"...saya sangat yakin ... bahwa Putin tidak akan membiarkan itu (menerima Ukraina di NATO) terjadi begitu saja. Dari sudut pandangnya, itu akan menjadi deklarasi perang," tegas Merkel.

Baca Juga: Gegara Rusia, Jerman Akan Siapkan Anggaran Pertahanan Rp1.556 Triliun

3. Perjanjian Minsk 2014 antara Rusia-Ukraina

Angela Merkel Tak Menyesal Pernah Jalin Diplomasi dengan Putinilustrasi perang (Pixabay.com/jarmoluk)

Saat memberikan komentar pertamanya tentang invasi Rusia ke Ukraina, Angela Merkel mengatakan tidak ada alasan untuk serangan brutal Rusia dan itu adalah kesalahan besar di pihak Rusia.

Menurut Reuters, Merkel adalah salah satu pemimpin Barat yang menjatuhkan sanksi kepada Rusia pada 2014 setelah Moskow mencaplok Krimea, wilayah ujung selatan Ukraina.

Merkel juga telah menjadi salah satu penengah dalam konflik antara Ukraina dengan kelompok separatis Donbass yang didukung Rusia. Pembicaraan itu menghasilkan Perjanjian Minsk 2014.

Perjanjian itu menurutnya telah memberi waktu bagi Ukraina untuk berkembang menjadi seperti saat ini. Ukraina menjadi lebih bersatu dan lebih kuat baik secara politik atau militer.

"Apa yang akan terjadi jika tidak ada yang peduli pada (perjanjian) 2014 dan Putin melanjutkan (serangan)? Saya tidak ingin tahu itu sama sekali," kata Merkel.

4. Kesepakatan Nordstream 2 dengan Rusia

Angela Merkel Tak Menyesal Pernah Jalin Diplomasi dengan PutinIlustrasi keuntungan Rusia dan Eropa dari Nord Stream 2 (Twitter.com/Nord Stream 2 Corp.)

Wawancara Angela Merkel pada Selasa berlangsung selama satu setengah jam. Dalam kesempatan itu, dia juga menolak disalahkan karena telah membangun perdagangan dengan Rusia, khususnya di sektor energi.

Dilansir Politico, Merkel mengatakan dia tidak naif bahwa perdagangan akan dapat mengubah perilaku Putin. Tapi, Merkel telah memperingatkan bahwa Putin ingin menghancurkan UE karena dilihat sebagai pendahulu NATO.

Meski begitu, Merkel juga berpendapat bahwa Rusia dan Eropa tidak bisa mengabaikan satu sama lain karena bertetangga. Beberapa hubungan perdagangan dibangun, termasuk Nord Stream 2 yang kini dihentikan Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Nord Stream 2 adalah pipa gas Rusia yang langsung terhubung ke Jerman. Proyek bernilai 11 miliar dolar atau sekitar Rp159 triliun itu telah selesai dibangun, tapi ditangguhkan karena invasi Rusia ke Ukraina.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya