Arkeolog Israel Temukan Masjid Kuno Era Awal Islam 

Temuan disebut situs masjid tertua 

Tel Aviv, IDN Times – Tim arkeolog dari Univeritas Ibrani di Israel menemukan sebuah reruntuhan masjid yang diperkirakan berusia pada awal dekade Islam. Penemuan para arkeolog itu terjadi di daerah utara Tiberias, sekitar 112 kilometer timur laur dari ibukota Tel Aviv.

Para arkeolog hingga saat ini masih melakukan penelitian pada situs tersebut. Namun dari gambar yang beredar, reruntuhan masjid yang diperkirakan berdiri pada awal Islam hanya tersisa fondasinya saja.

1. Diperkirakan seumur dengan masjid Nabawi di Madinah

Arkeolog Israel Temukan Masjid Kuno Era Awal Islam Penggalian fondasi masjid kuno oleh arkeolog Israel. (Twitter.com/Jewish Community)

Tim arkeolog yang berasal dari Universitas Ibrani dan fokus pada studi arkeologi Islam masih akan melakukan penggalian fondasi yang terletak di sebelah selatan Laut Galilea itu. Pembangunan masjid diperkirakan dilakukan pada era awal Islam, kira-kira satu generasi setelah Nabi Muhammad wafat.

Katia Cytryn-Silverman, ketua tim penggalian sekaligus seorang spesialis arkeologi Islam dari Universitas Ibrani menjelaskan “Kami tahu tentang banyak masjid awal yang didirikan tepat pada periode Islam,” katanya seperti dikutip dari laman Associated Press.

Masjid-masjid lain yang sampai saat ini masih berdiri dan diperkirakan seusia dan situs yang saat ini ditemukan adalah Masjid Nabawi di Madinah, Masjid Agung Damaskus, dan Masjid al-Aqsa di Yerusalem. Tiga masjid terakhir yang disebutkan tersebut hingga kini masih terus digunakan.

2. Kesempatan langka untuk mempelajari arsitektur

Arkeolog Israel Temukan Masjid Kuno Era Awal Islam Arkeolog sedang membersihkan reruntuhan sisa-sisa bangunan kuno. (Twitter.com/Jewish Community)

Temuan sisa sebuah masjid era awal Islam oleh para arkeolog Israel itu dinilai sebagai salah satu temuan langka. Tiberias, tempat ditemukannya masjid, dinamai sesuai dengan kaisar kedua Romawi sekitar tahun 20 M lalu. Wilayah itu juga disebut pernah menjadi salah satu pusat kehidupan Yahudi selama hampir lima abad.

Tiberias masuk ke dalam wilayah kekuasaan Muslim sekitar tahun 635. Dan wilayah tersebut menjadi bagian dari konstelasi situs suci Kristen ketika Bizantium saat itu masih berkuasa. Ketika Muslim menguasai, mereka membangun masjid di tempat tersebut. Laman The Guardian menyebutkan bahwa para ahli memperkirakan pembangunan masjid dilakukan sekitar taun 670 masehi.

Dalam catatan sejarah, kehidupan di Tiberias jarang menjadi salah satu topik yang populer ketika berada di bawah kekuasaan Islam. Padahal, ketika wilayah itu masuk ke dalam otoritas Muslim, dia menjadi ibukota provinsi Jund al-Urdun, distrik militer Yordania dan menjadi pusat politik, ekonomi, serta berkembang menjadi semakin terkenal.

Karena itu, penemuan sisa-sisa masjid dan penggalian yang saat ini dilakukan oleh para arkeolog, adalah sebuah kesempatan langka untuk mempelajari arsitektur bangunan ibadah umat Islam awal khususnya, dan kehidupan di Tiberias secara umum.

Keberhasilan dalam penggalian dan mempelajari arsitektur tersebut bisa menjadi data yang penting tentang perdebatan ilmiah yang mempermasalahkan kapan masjid mulai menstandarkan desainnya.

Para arkeolog melihat dimensi bangunan, denah lantai, pilar, serta relung shalat (untuk imam). Sementara ini disimpulkan terlihat seperti layaknya masjid lain pada masanya.

Baca Juga: Mesir: Arkeolog Kesal Pemerintah Pinjamkan Artefak Islam ke Arab Saudi

3. Penggalian dan penemuan dua struktur masjid

Arkeolog Israel Temukan Masjid Kuno Era Awal Islam Arkeolog temukan dua struktur masjid dengan tahun pembangunan yang berbeda. (Twitter.com/Barbara Garattini)

Proyek eksplorasi arkeologis di daerah Tiberias sebenarnya sudah berlangsung sejak sekitar seabad yang lalu. Namun dalam penemuan arkeologi, para ahli mengakui jarang menemukan masjid-masjid kuno.

Selama penelitian dan penggalian di Tiberias, ada beberapa temuan monumental seperti bekas bangunan teater era Romawi dan sebuah gereja Bizantium. Lokasi tempat fondasi masjid itu ditemukan, pada tahun 1950 sebenarnya juga sudah pernah dilakukan penggalian dan saat itu para ahli menyimpulkan bahwa itu adalah pasar era Bizantium.

Pada tahun 2009, tim Cytryn-Silverman mulai fokus untuk penggalian yang diperkirakan ada sebuah fondasi peninggalan masjid kuno. Setidaknya, para ilmuwan kemudian menemukan dua masjid.

Masjid pertama dibangun sekitar abad ke 8 dan dibawahnya lagi ada sebuah masjid dengan struktur yang lebih sederhana dan dibangun pada abad ke tujuh. Dengan begitu, ada proses memperbesar masjid yang dilakukan secara bertahap untuk mencapai bangunan yang mewah dan lebih besar lagi.

Tim dari Universitas Ibrani bekerja sama dengan Institut Arkeologi Protestan Jerman, menggali lebih dalam lagi dan mereka menemukan koin dan keramik diantara dasar fondasi yang penanggalannya sekitar 660-680 masehi. Temuan itu semakin memperkuat bahwa ada struktur masjid lain yang lebih kuno yang dibangun terlebih dahulu sebelum akhirnya diperbesar.

Melansir dari laman Daily Sabah, Gideon Avni, kepala arkeolog dari Israel Antiquities Authority menjelaskan bahwa kota-kota di Mesopotamia dan Levant, termasuk Tiberias, ketika ditaklukkan oleh pasukan Muslim, menurut para akademisi proses itu penuh dengan penghancuran.

Namun temuan fondasi masjid tersebut berusaha menjawabnya bahwa perkiraan penghancuran itu salah dan justru kebalikannya. Ada “proses yang cukup bertahap dan di Tiberias, Anda melihatnya,” kata Avni menjelaskan. Sebelum masjid monumental selesai dibangun, sepanjang cakrawala di Tiberias masih berdiri gereja-gejera Bizantium.

4. Penemuan arkeologis membuka sejarah tolerasi umat Islam sejak dulu

Arkeolog Israel Temukan Masjid Kuno Era Awal Islam Bangunan masjid kuno yang ditemukan arkeolog Israel kemungkinan seusia dengan Masjid Nabawi. (Twitter.com/Barbara Garattini)

Banyak misteri yang dapat diungkap dari temuan arkeolog dari fondasi masjid di Tiberias, Israel. Salah satu misteri tersebut adalah kehidupan di Tiberias dan bagaimana umat Islam menguasai daerah itu secara bertahap.

Pembangunan masjid yang fondasinya mereka temukan, dicurigai dibangun secara bertahap dan penuh toleransi terhadap penduduk yang ditaklukkan. Melansir dari laman The Guardian, Cytryn-Silverman yang menjadi ketua penggalian menjelaskan masjid dibangun dalam bentuk sederhana lebih dahulu dan berdampingan dengan sinagog. Struktur yang lebih megah dibangun setengah abad selanjutnya diatasnya.

“Mereka tidak tergesa-gesa mengungkapkan keberadaan mereka ke dalam sebuah bangunan. Mereka tidak menghancurkan rumah ibadah agama lain, tetapi mereka benar-benar menyesuaikan diri dengan masyarakat yang dipimpinnya,” jelas Cytryn-Silverman. Dia menilai, penguasa Muslim awal di Tiberias mengadopsi pendekatan toleran terhadap penduduk beragama lain.

Katia Cytryn-Silverman juga menarik hubungan antara kemegahan situs arkeologis masjid yang berdiri di abad 8 dan perkembangan Yahudi di Tiberias. Menurutnya, melansir dari laman Times of Israel, kehidupan Yahudi sangat maju dan sejahtera pada saat masjid megah itu berdiri. Terbukti dengan temuan kitab yang disebut Aleppo Codex, sebuah manuskrip Alkitab Ibrani yang diperkirakan dibuat pada abad ke 10 di Tiberias yang saat itu dikuasai oleh Kekhalifahan Abasiyah.

Penggalian situs arkeologi masjid itu akan dilanjutkan kemungkinan pada bulan Februari mendatang. Itu menjadi temuan masjid tertua saat ini. Sebelumnya, masjid tertua ditemukan di Irak yang dibangun tahun 703 masehi. Sedangkan masjid Tiberias tersebut puluhan tahun lebih tua lagi dari masjid yang ditemukan di Irak.

Baca Juga: Mesir: Arkeolog Kesal Pemerintah Pinjamkan Artefak Islam ke Arab Saudi

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya