AS-Irak Mulai Pembicaraan Akhiri Koalisi Lawan ISIS

Irak ingin batas waktu jelas pengurangan pasukan asing

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dan Irak mulai mengadakan pembicaraan secara formal yang bertujuan menghentikan koalisi militer untuk melawan ISIS di Irak. Perundingan itu dilakukan di Baghdad pada Sabtu (27/1/2024).

AS mengatakan rencana untuk membentuk komite yang merundingkan syarat-syarat berakhirnya misi di Irak tahun lalu. Rencana perundingan keduanya secara formal diumumkan pada Kamis.

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani mengatakan, dia mensponsori dimulainya putaran pertama dialog bilateral. Para pejabat Irak telah mendesak untuk penarikan pasukan AS karena serangan-serangan yang mereka lancarkan dianggap melanggar kedaulatan.

Baca Juga: Irak Kutuk Serangan Iran di Wilayahnya, Mau Ngadu ke PBB

1. Pengurangan kehadiran pasukan AS dengan batas waktu

AS-Irak Mulai Pembicaraan Akhiri Koalisi Lawan ISISilustrasi (Unsplash.com/Joel Rivera-Camacho)

Sekitar 2.500 tentara AS masih berada di Irak. Mereka merupakan bagian koalisi yang dibentuk pada 2014 untuk membantu mengalahkan ISIS.

Dilansir Al Jazeera, perundingan mengakhiri koalisi diperkirakan mengarah pada batas waktu untuk mengurangi kehadiran pasukan AS.

"Para ahli militer akan mengawasi penghentian misi militer Koalisi Global melawan Daesh (ISIS), satu dekade setelah dimulainya dan setelah keberhasilan pencapaian misinya dalam kemitraan dengan pasukan keamanan dan militer Irak," kata al-Sudani.

2. Keluhan tentang pelanggaran kedaulatan

Koalisi pasukan berhasil menggempur ISIS dan kelompok itu kehilangan kendali di Irak. Sejak itu, para pejabat Baghdad menyerukan penarikan pasukan koalisi karena serangan-serangan pasukan tersebut dianggap melanggar kedaulatan.

Terlebih, setelah serangan udara AS pada Januari 2020 yang menewaskan komandan tertinggi Iran Qassem Soleimani dan pemimpin milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis di luar bandara Baghdad.

Dilansir Associated Press, masalah ini kembali mengemuka ketika Israel melancarkan balasan di Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober.

Kelompok milisi yang didukung Iran di Irak, telah melancarkan serangan rutin terhadap posisi AS di Irak dan Suriah. Mereka beralasan, serangan itu dilakukan untuk membalas dukungan AS pada Israel.

Lebih dari 150 serangan dilancarkan, dengan puluhan pasukan AS terluka, termasuk cedera otak traumatis. AS membalas serangan itu dan para pejabat Irak kembali mengeluh bahwa AS melanggar kedaulatannya.

Baca Juga: Usai Diserang, Turki Bombardir Markas Kurdi di Irak

3. Tiga faktor kunci pengakhiran koalisi

AS-Irak Mulai Pembicaraan Akhiri Koalisi Lawan ISISWakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh (youtube.com/Defense Now)

Washington DC mengatakan sepakat dengan pembentukan kelompok ahli militer. Kelompok ini akan mengkaji tiga faktor kunci dalam perundingan pengakhiran koalisi pasukan.

Dilansir France24, ketiga faktor tersebut adalah ancaman dari ISIS, persyaratan operasional dan lingkungan hidup, serta tingkat kemampuan pasukan Irak.

Sabrina Singh, Wakil Sekretaris Pers Pentagon, mengakui kehadiran militer AS di Irak pasti jadi pembicaraan di masa depan. Oleh karena itu, pengurangan pasukan tersebut telah dipertimbangkan.

Kementerian Luar Negeri Irak di sisi lain, menginginkan perumusan yang jelas tentang batas waktu spesifik untuk memulai pengurangan pasukan koalisi di wilayahnya.

Baca Juga: Irak, Iran dan Suriah Dilanda Kekeringan Ekstrem gegara Krisis Iklim

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya