AS, Jepang dan Korsel Bahas Ancaman Nuklir Korut

Korea Utara disebut dalam fase provokasi

Jakarta, IDN Times - Tiga menteri luar negeri dari Amerika Serikat (AS), Jepang dan Korea Selatan (Korsel) bertemu di Hawaii pada Sabtu (12/2/22). Mereka membahas uji coba rudal balistik Korea Utara (Korut) yang dilakukan pada bulan lalu. Uji coba tersebut telah menimbulkan kekhawatiran baru di negara-negara tetangga.

Tiga utusan negara itu berkonsultasi untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut yang bakal diambil dalam menghadapi Korut. Hanya saja sejauh ini langkah-langkah itu tidak disampaikan secara rinci ke publik.

Pada tahun 2022, Korut melakukan serangkaian uji coba rudal balistik. Total ada tujuh uji coba yang telah dilakukan. Ada dugaan uji coba dilakukan untuk menekan AS kembali melakukan pembicaraan nuklir yang telah lama terhenti.

1. Korut dalam fase provokasi

AS, Jepang dan Korsel Bahas Ancaman Nuklir KorutIlustrasi Korea Utara. (Unsplash.com/Micha Brandli)

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi dan Menteri Luar Negeri Korsel Chung Eui-yong di Honolulu, Hawaii. Mereka berkumpul untuk membicarakan uji coba rudal Korut baru-baru ini yang dinilai mengganggu stabilitas keamanan regional.

Dilansir NBC, dalam konferensi persnya setelah pertemuan itu, Blinken mengatakan bahwa Korut dalam fase provokasi. Utusan tiga negara yang bertemu juga sama-sama mengecam uji coba rudal Korut.

Blinken mengatakan "kami benar-benar bersatu dalam pendekatan kami, dalam tekad kami." Ketiganya saling berkonsultasi untuk membuat langkah lebih lanjut dalam menanggapi Korut.

2. Upaya menekan AS dan menguji komponen teknis rudal

Baca Juga: AS Desak Korut Fokus pada Kebutuhan Rakyatnya, Bukan Rudal

Selama wabah COVID-19 menggila dua tahun lalu, Rusia dan China telah berkabar bahwa situasi di Korut sedang tidak baik-baik saja. Ada ancaman kelangkaan pangan diakibatkan ekonomi yang mandek dan bencana alam.

Tapi memasuki tahun 2022, Korut mengisi bulan Januari menjadi bulan paling sibuk dalam uji coba rudal balistik jarak pendek dan menengah. Dilansir Manichi, para analisis melihat apa yang dilakukan Pyongyang adalah menekan pemerintahan Presiden Joe Biden agar mengurangi sanksi.

Sejauh ini Biden tidak menunjukkan kesediaan melakukan pengurangan sanksi tanpa pengurangan program nuklir Korut. Washington juga menawarkan pembicaraan terbuka tapi Pyongyang menolak melanjutkan diplomasi.

Uji coba rudal selain digunakan untuk menekan AS, acara itu juga dinilai untuk menguji komponen teknis guna mengasah senjatanya. Salah satu rudal yang diuji adalah Hwasong-12, rudal balistik jarak menengah yang mampu capai Guam. Rudal itu adalah senjata terjauh Korut yang telah diuji sejak 2017.

3. Rincian uji coba rudal Korut pada Januari 2022

AS, Jepang dan Korsel Bahas Ancaman Nuklir Korutrudal Hwasong-12 (missilethreat.csis.org)

Selama satu bulan, secara beruntun Korut melakukan uji coba rudal. Memasuki bulan Februari, mereka berhenti melakukan uji tersebut. Ada dugaan penghentian itu dilakukan untuk menghormati China yang sedang jadi tuan rumah Olimpiade Beijing.

Selama satu bulan, tujuh kali Korut melakukan uji coba rudal. Pertama dimulai pada 5 Januari. Uji coba tersebut menggunakan kendaraan luncur rudal hipersonik. Rudal meluncur mencapai kecepatan tertinggi Mach 6 dan mengenai target dengan jarak 700 kilometer.

Kedua, tes dengan rudal hipersonik serupa pada 11 Januari tapi mengalami peningkatan. Kecepatannya dari Mach 6 menjadi Mach 10 dan mencapai target 1.000 kilometer setelah bermanuver. Tanpa manuver, rudal ini diperkirakan mampu mencapai Jepang. 

Ketiga, uji coba rudal berlangsung pada 14 Januari dengan rudal balistik KN-23. Peluncuran ini unik karena dengan gerbong kereta api. Dua rudal diluncurkan dengan kecepatan tertinggi sekitar Mach 6 dengan jarak target 430 kilometer.

Keempat, Korut meluncurkan dua rudal balistik KN-24 yang terbang sekitar 380 kilometer dengan kecepatan tertinggi mencapai Mach 5. KN-24 disebut telah memasuki produksi dan uji coba bertujuan mengonfirmasi kinerja.

Pada 25 Januari, Pyongyang kembali uji coba kelima, dua rudal berkemampuan jelajah diluncurkan yang diperkirakan mampu mencapai target 1.800 kilometer. 

Uji coba rudal keenam berlangsung pada 27 Januari. Ada dua rudal balistik jarak pendek dan pengujian dilakukan dengan membawa hulu ledak airburst, yang ledakannya dapat secara merata terdistribusi di permukaan yang luas.

Ketujuh atau uji coba terakhir di bulan Januari berlangsung pada tanggal 30. Rudal yang diluncurkan adalah Hwasong-12. Rudal tersebut diluncurkan secara vertikal, mencapai ketinggian 2.000 kilometer dengan jarak terbang 800 kilometer. Kecepatan tertinggi rudal mencapai Mach 16.

Rudal Hwasong-12 ini, jika diluncurkan pada kecepatan yang sama dalam lintasan normal dan dengan muatan yang sama, maka diperkirakan dapat mencapai jangkauan lebih dari 4.000 kilometer. Rudal inilah yang disebut dapat mencapai wilayah Guam, milik AS dan berkemampuan nuklir.

Baca Juga: Mobil Jepang Bakal Bertahan dari Gempuran Pabrikan China dan Korsel?

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya