AS Sebut Israel Telah Setujui Kerangka Gencatan Senjata dengan Hamas

Keputusan ada di tangan Hamas, apakah menerima atau tidak

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Israel menyetujui kerangka perjanjian gencatan senjata, yang berisi enam minggu penghentian permusuhan untuk pembebasan sandera.  

Washington mengatakan, saat ini keputusan ada di Hamas, apakah mau menerima kerangka tersebut atau tidak.

1. Pembebasan sandera yang rentan

AS Sebut Israel Telah Setujui Kerangka Gencatan Senjata dengan Hamasilustrasi bangunan di Gaza hancur oleh serangan Israel (Twitter.com/UNRWA)

Mediator internasional dari kekuatan regional telah bekerja untuk mengamankan gencatan senjata jelang bulan suci Ramadan. Ketika gencatan senjata disepakati, langkah berikutnya adalah pembebasan sandera yang saat ini masih ditahan Hamas.

"Gencatan senjata akan berlangsung selama enam minggu di Gaza mulai hari ini jika Hamas setuju untuk melepaskan kategori sandera yang rentan, yaitu orang sakit, orang yang terluka, orang lanjut usia dan wanita," kata salah satu pejabat AS dengan syarat anonim pada Sabtu (2/3/2024).

Hamas saat ini menyandera sekitar 250 orang. Menurut Israel, 130 orang di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 31 orang yang diperkirakan tewas. Tidak diketahui secara pasti berapa banyak sandera yang tersisa yang dianggap rentan, dikutip dari France24.

Baca Juga: PM Israel: Terlalu Dini untuk Capai Kesepakatan dengan Hamas

2. Bantuan kemanusiaan signifikan selama gencatan senjata

Sejauh ini belum diketahui bagaimana tanggapan Hamas. Delegasi Hamas dikabarkan akan terbang ke Kairo untuk melakukan pembicaraan dengan Qatar dan Mesir.

Dilansir Le Monde, AS berharap gencatan senjata bisa disetujui, sekaligus diharapkan dapat menciptakan ruang perdamaian yang permanen.

Pejabat AS juga mengatakan, gencatan senjata akan memungkinkan lonjakan signifikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. Bantuan melalui udara telah mulai dikirimkan, tapi hal itu tidak dilihat sebagai pengganti bantuan dari jalur darat.

"Tidak satu pun dari hal-hal tersebut, koridor maritim, pangkalan udara, merupakan alternatif terhadap kebutuhan mendasar untuk menyalurkan bantuan melalui sebanyak mungkin penyeberangan darat. Itu adalah cara paling efisien untuk menyalurkan bantuan dalam jumlah besar," katanya.

3. Bantuan makanan dikirim melalui udara

Dewan Keamanan PBB menyuarakan keprihatinan besar atas kerawanan pangan akut di Gaza. Mereka mendesak pengiriman bantuan tanpa batas dalam skala besar.

Dilansir Associated Press, pesawat AS mulai mengirim ribuan makanan lewat udara. Militer Yordania dan Mesir juga mengatakan akan melakukan hal serupa.

Namun, langkah itu mendapat kritik dari kelompok bantuan. Mereka mengatakan bantuan udara seharusnya jadi upaya terakhir. Mereka justru mendesak pembukaan penyeberangan lain ke Gaza, serta menghilangkan hambatan di beberapa penyeberangan yang masih terbuka.

Sampai saat ini, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan warga Palestina yang tewas dibunuh Israel menjadi 30.320 orang. Dua pertiga dari jumlah tersebut merupakan perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Alami Malnutrisi, Ibu di Gaza Tidak Dapat Menyusui Bayi Mereka

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya