Azerbaijan Cabut Blokade, Nagorno-Karabakh Akhirnya Terima Bantuan

Konflik Azerbaijan dan Armenia belum sepenuhnya selesai

Jakarta, IDN Times - Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengangkut 23 ton bantuan kemanusiaan ke wilayah Nagorno-Karabakh pada Senin (18/9/2023). Wilayah sengketa antara Azerbaijan dan Armenia itu disebut telah terputus dari dunia luar selama berbulan-bulan.

Nagorno-Karabakh merupakan wilayah Azerbaijan tetapi ditinggali oleh sebagian besar etnis Armenia. Yerevan menuduh bahwa Baku telah melakukan blokade di jalur Lachin yang merupakan satu-satunya jalur menuju wilayah tersebut dari Armenia.

Namun, pemerintah Baku membantah tuduhan dan hanya melakukan pemeriksaan agar tidak terjadi penyelundupan senjata atau barang berbahaya lain menuju Nagorno-Karabakh. Azerbaijan menyebut Armenia melakukan politisasi isu kemanusiaan dalam tuduhan tersebut.

Baca Juga: Azerbaijan: Rusia Gagal Penuhi Kewajiban di Sengketa Nagorno-Karabakh

1. Azerbaijan tegaskan tidak ada blokade

Azerbaijan Cabut Blokade, Nagorno-Karabakh Akhirnya Terima Bantuanilustrasi bendera Azerbaijan (Unsplash.com/Hikmat Gafarzada)

Etnis Armenia menempati Nagorno-Karabakh sejak sekitar 1990-an. Secara internasional, wilayah itu diakui bagian dari Azerbaijan. Pada 2020, perang terjadi selama enam minggu dan Azerbaijan berhasil menguasai kembali beberapa wilayah. Perang mereda setelah gencatan senjata yang ditengahi Rusia.

Dilansir Al Jazeera, pada Senin, bantuan kemanusiaan dikirim ke Nagorno-Karabakh yang disebut telah terputus dari dunia luar. Pasukan separatis Armenia dan pemerintah Baku sepakat menggunakan jalur Lachin dan jalur Aghdam, salah satu jalur lain yang terhubung dengan wilayah Azerbaijan, untuk pengiriman.

Penasihat kebijakan luar negeri Azeri, Hikmat Hajiyev, mengatakan bahwa puluhan truk ICRC secara bersamaan mengirim bantuan kemanusiaan lewat dua jalur itu.

"Seluruh komunitas internasional sekali lagi menyaksikan bahwa tidak ada apa yang disebut blokade, melainkan blokade mandiri yang disengaja, persenjataan dan politisasi isu-isu kemanusiaan dan drama," katanya.

Baca Juga: Azerbaijan Larang Warga Armenia Kembali ke Nagorno-Karabakh

2. Mediasi pengiriman bantuan lewat dua jalur berbeda

Ariane Bauer, direktur regional ICRC Eropa dan Asia Tengah, mengatakan bahwa sebagian besar penduduk Nagorno-Karabakh sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan secara rutin. Bantuan kemanusiaan terbaru termasuk pengiriman tepung terigu dan barang-barang medis penting.

Upaya pengiriman itu disepakati dalam pembicaraan yang ditengahi oleh para mediator. Dilansir RFE/RL, pihak Karabakh setuju pengiriman bantuan Rusia lewat jalur Aghdam yang dikuasai Azerbaijan.

Sebagai imbalannya, pemerintah Baku sepakat untuk memberikan izin pengiriman bantuan secara bersamaan melalui koridor Lachin yang terhubung dengan Armenia. Pembicaraan dengan mediator itu berlangsung pada 12 September lalu.

3. UE dan AS menjadi mediator tapi belum hasilkan terobosan perdamaian

Masalah Nagorno-Karabakh telah menyeret pihak Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) turun tangan. Mereka sebelumnya telah menyerukan agar dilakukan pembukaan kembali koridor Lachin dan Aghdam untuk pengiriman bantuan kemanusiaan.

Sampai saat ini, masalah di Nagorno-Karabakh belum sepenuhnya selesai. Dilansir France24, bentrokan masih sering terjadi di wilayah perbatasan meski kedua pihak sedang melakukan pembicaraan perdamaian atas mediasi UE dan AS.

Baik Armenia atau Azerbaijan telah menegaskan komitmen untuk penyelesaian konflik secara damai. Akan tetapi sejauh ini perundingan disebut gagal menghasilkan terobosan.

Armenia dan Azerbaijan telah terlibat perang dua kali dalam masalah Nagorno-Karabakh. Pertama terjadi usai Soviet runtuh dengan perang yang merenggut sekitar 30 ribu nyawa. Perang kedua terjadi pada 2020 di mana Armenia terdesak dan menyerahkan kembali sebagian besar wilayah Azerbaijan yang pernah diduduki.

Baca Juga: Warga Nagorno-Karabakh Demo Tolak Pemblokiran Azerbaijan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya