Badai Mematikan Hantam Kepulauan Fiji 

Satu tewas, lima orang hilang 

Suva, IDN Times – Kepulauan Fiji, atau yang biasa disebut Fiji, pada Minggu (31/1) dihantam badai tropis mematikan yang disebut sebagai topan Ana. Negara yang berada di kepulauan Pasifik tersebut, dihantam topan Ana yang tercatat berkategori 2, dengan kecepatan angin hingga 140 kilometer per jam.

Topan telah menyebabkan banyak kerugian, terutama hujan deras yang dibawa oleh badai tersebut mengakibatkan banjir. Beberapa pulau utama seperti di pulau Viti Levu dan Vanua Levu serta di ibukota Suva, kini terendam air.

1. Korban jiwa akibat badai

Badai Mematikan Hantam Kepulauan Fiji Topan Ana yang hantam Fiji sebabkan banjir. (Twitter.com/Fiji Red Cross Society)

Ketika badai topan Ana menghantam pada hari Minggu, sebagian besar aliran listrik di negara tersebut padam. Atap-atap rumah penduduk juga berhamburan. Selain itu, laporan dari gangguan air juga dikabarkan meluas. Beberapa sungai meluap dan menyebabkan banjir.

Melansir dari laman Deutsche Welle, topan Ana telah menyebabkan setidaknya satu orang meninggal dan lima orang lainnya hilang. Lembaga bencana alam Fiji, National Disaster Management Office (NDMO) mengatakan mereka yang hilang adalah empat nelayan dan seorang anak-anak.

Sungai Rewa yang berada di dekat ibukota Suva meluap dan penduduk desa terpaksa harus secepatnya dievakuasi. Tapi ketika badai sudah melintas dan matahari terlihat bersinar kembali, air mulai surut secara perlahan dan para pengungsi di desa yang terdampak mulai kembali lagi.

Paa hari Senin (1/2), semua sekolah tutup secara nasional. Belum jelas kapan sekolah akan dibuka kembali. Para pegawai negeri sipil yang tidak terkena dampak langsung badai topan Ana masih diwajibkan untuk tetap berangkat ke kantor.

2. Lebih dari 10.000 orang mengungsi

Badai Mematikan Hantam Kepulauan Fiji Banjir akibat hujan deras yang dibawa oleh topan Ana. (Twitter.com/350 Pacific)

Hantaman topan Ana di Fiji telah menyebabkan berbagai kerusakan fatal. Banyak bangunan, tanaman dan infrastruktur umum rusak. Sistem drainese kewalahan menghadapi volume air yang meningkat tiba-tiba. Polisi melakukan patroli dengan menggunakan perahu fiberglass.

Duta Besar Fiji untuk PBB, Satyendra Prasad, terkejut dengan bencana tersebut. Menurutnya “Sebagai catatan pribadi, untuk pertama kalinya dalam sejarah keluarga kami, perahu berlayar ke jalan rumah ibu saya untuk evakuasi”. Dia mengaku bahwa keluarganya telah tinggal di Fiji sejak tahun 1921.

Melansir dari laman The Guardian, sejauh ini menurut data NDMO, pengungsi berjumlah 10.259 orang. Mereka semua tersebar di 318 pusat evakuasi di seluruh negeri. Diantara bangunan untuk menampung para korban pengungsi topan Ana tersebut adalah gedung-gedung sekolahan.

Pada bulan Desember 2020 lalu, Fiji telah dihantam oleh topan Yasa yang mematikan. Topan tersebut berkategori 5 dan telah mengoyak di pulau-pulau bagian utara. Dua orang dilaporkan meninggal dan ribuan lainnya mengungsi.

Baca Juga: Usai Diterpa Badai Eta Nikaragua Dihantam Badai Iota 

3. Dampak perubahan iklim

https://www.youtube.com/embed/PO7Rc3qLqUc

Ketika topan Ana mulai berangsung-angsur meninggalkan Fiji, sebenarnya sudah ada dua topan lain yang terbentuk di perairan dekat Fiji. Dua topan tersebut adalah topan Bina dan topan Lucas. Topan Bina terdeteksi kategori 1 dan datang dari arah barat laut sedangkan topan Lucas diperkirakan tidak akan menjadi ancaman langsung bagi kepulauan Fiji.

Frank Bainimarama, Perdana Menteri Fiji, menyebut bahwa serangan topan yang terjadi di wilayahnya adalah salah satu dampak dari perubahan iklim dunia. Dia mengatakan “Hari ini, prioritas saya adalah keselamatan warga Fiji, tetapi seluruh dunia perlu sadar dan memperhitungkan mengapa hal ini terjadi” ungkapnya dalam sebuah postingan media sosial.

Lice Movono, koresponden ABC Australia yang tinggal di ibukota Suva menjelaskan bahwa datangnya topan Ana sangat mengejutkan penduduk. Topan tersebut tidak diperkirakan sebelumnya. “Itu adalah kejutan besar bagi kami semua,” katanya mengungkapkan.

Meskipun Fiji sering didatangi oleh topan dengan kekuatan kategori 4 dan 5, tapi topan Ana menerjang sepanjang hari dan membawa hujan deras yang menyebabkan banjir di beberapa wilayah.

Di lain sisi, Direktur NDMO menjelaskan masih banyak warga yang tidak waspada. Pihak berwenang menginginkan warga untuk tetap berada di dalam rumah agar proses evakuasi bisa secepatnya dilakukan oleh petugas penyelamat ketika terjadi kecelakaan.

Baca Juga: Setelah Badai Eta, Amerika Tengah Terancam Diamuk Badai Lagi 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya