Banjir Bandang dan Longsor di China Sebabkan Kerugian Hampir Rp5 T

Hampir setengah juta penduduk terdampak

Jakarta, IDN Times - Tiga provinsi di China selatan yakni Guangdong, Jiangxi, dan Guangxi dilanda hujan lebat. Hujan tersebut memicu banjir bandang dan tanah longsor yang membahayakan nyawa.

Pusat Meteorologi Nasional China menjelaskan, antara awal Mei dan pertengahan Juni, curah hujan rata-rata mencapai 621 milimeter, tertinggi sejak tahun 1961 silam. Hampir setengah juta orang terdampak dan ratusan ribu dievakuasi.

1. Kerugian di Guangdong akibat banjir dan longsor ditaksir capai Rp3,7 triliun

https://www.youtube.com/embed/pqtgpQCxpJw

Puluhan sungai di Guangdong, Guangxi, dan Jiangxi pada Selasa (21/6/2022) telah mengalami banjir di atas tingkat peringatan. Sekitar 85 sungai meluap akibat hujan badai yang terus melanda di wilayah China selatan.

Dikutip dari Al Jazeera, pemerintah Guangdong menjelaskan bahwa lebih dari 200 ribu penduduk telah dievakuasi selama bencana. Sejauh ini kerusakan yang diakibatkan oleh banjir dan longsor ditaksir sekitar 1,7 miliar yuan atau sekitar Rp3,7 triliun.

Kota Shaoguan di Guangdong pada Selasa pagi mengeluarkan peringatan banjir level I atau level merah, yang berarti peringatan paling serius. Peringatan tersebut muncul setelah kota besar lain, Foshan, juga telah meningkatkan peringatan akan banjir bandang dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Mantan Menpar Malaysia Usulkan Banjir Bandang sebagai Wahana Wisata

2. Hampir setengah juta penduduk Jiangxi terdampak banjir

Di provinsi Jiangxi, China timur laut, hujan lebat juga telah memicu banjir besar. Pada Senin malam, pihak berwenang meningkatkan status tanggap darurat pengendalian banjir ke level II.

Dikutip dari Xinhua, sekitar 485 ribu penduduk Jiangxi terdampak oleh banjir tersebut. Banjir melanda 55 kabupaten, dengan lebih dari 43 ribu hektare tanaman terkena dampaknya.

Kerugian ekonomi dari banjir tersebut, sementara ini, ditaksir mencapai 470 juta yuan atau sekitar Rp1 triliun. Hujan lebat telah terjadi sejak Sabtu akhir pekan lalu, dan terus berlanjut hingga Senin. Hujan diperkirakan mulai mereda pada Selasa.

3. Curah hujan memecahkan rekor

Banjir Bandang dan Longsor di China Sebabkan Kerugian Hampir Rp5 TIlustrasi Banjir (IDN Times/Mardya Shakti)

Di Guangxi, hujan lebat menyebabkan banjir air yang bercampur lumpur. Daerah perkotaan terdampak oleh banjir tersebut, dengan para petugas penyelamat sibuk bekerja mengevakuasi penduduk dengan perahu karet.

Dikutip dari Reuters, pada 19 Juni, lima orang dilaporkan tewas saat sebuah rumah kayu ambruk usai diguyur hujan deras. 

Pusat Meteorologi Nasional China mengatakan, curah hujan rata-rata di provinsi Guangdong, Fujian, dan Guangxi antara awal Mei dan pertengahan Juni mencapai 621 milimeter. Dilansir SCMP, curah hujan tersebut tertinggi dalam 61 tahun terakhir.

Di daerah bernama Nandan di Guangxi, banyak mobil yang hanyut di jalanan utama saat air berlumpur mengalir deras sementara limbah meluap. Hujan lebat diperkirakan akan mulai mereda pada pertengahan pekan ini.

Baca Juga: Banjir di Bangladesh Tewaskan 25 Orang, 4 Juta Warga Terdampar

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya