Dampak Reshuffle, Pemerintahan Prancis Semakin Konservatif

Pasangan gay PM Attal jadi Menteri Luar Negeri

Jakarta, IDN Times - Perombakan kabinet Prancis dilakukan setelah Perdana Menteri (PM) Elisabeth Borne mengundurkan diri. Presiden Emmanuel Macron menunjuk Gabriel Attal yang baru berusia 34 tahun untuk menggantikannya.

PM Attal sebelumnya menjabat sebagai menteri pendidikan. Kini, posisi tersebut diganti Amelie Oudea-Castera yang juga bertanggung jawab atas bidang olahraga.

Penunjukan Attal menempatkan dirinya sebagai PM termuda di Prancis. Dia adalah pejabat tinggi Prancis yang secara publik mengakui dirinya seorang gay. Pasangannya, Stephane Sejourne, ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri menggantikan Chaterine Colonna.

1. PM dianggap kurang berpengalaman

Dampak Reshuffle, Pemerintahan Prancis Semakin KonservatifGabriel Attal (Twitter.com/Gabriel Attal)

Pemerintahan baru yang diumumkan oleh PM Attal dilakukan pada Kamis (11/1/2024). Sebagian besar anggota kabinet sebelumnya tetap menjabat, seperti Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin.

Dilansir France24, dalam sistem pemerintahan Prancis, presiden menetapkan kebijakan umum, sementara PM bertanggung jawab memilih kabinet dan pengelolaan pemerintahan sehari-hari.

Meski Attal dianggap kurang pengalaman karena masih muda, tapi dia bertekad bekerja sepenuh hati.

"Saya mencintai negara saya, saya ingin memenuhi harapan sesama warga negara saya dan menyelesaikan masalah. Tentu saja sulit. (Tapi) saya merasa siap untuk melakukannya," katanya.

Baca Juga: Profil Gabriel Attal, Perdana Menteri Prancis yang Baru 

2. Pasangan gay PM Attal jadi Menteri Luar Negeri

Perubahan besar dalam perombakan kabinet adalah penggantian Menteri Luar Negeri yang kini diisi Sejourne. Dia sebelumnya dikenal sebagai pasangan PM Attal dan keduanya belum pernah mengumumkan perpisahan.

Meski begitu, diilansir Politico, dalam deklarasinya kepada Otoritas Tinggi untuk Transparansi Kehidupan Publik, Attal menyatakan tidak memiliki pasangan.

Di bawah Sejourne, Kementerian Luar Negeri diperkirakan akan terlibat lebih dalam urusan Eropa.

"Dia bersikeras untuk menjadikan 'Menteri Eropa dan Luar Negeri' sebagai jabatannya, karena (menjadikan) Eropa sebagai kekuatan besar akan menjadi salah satu prioritasnya," kata ajudannya.

Di sisi lain, Colonna sebagai pendahulu dinilai tidak mampu memberi pengaruh dalam urusan luar negeri.

3. Pemerintah Prancis condong ke sayap kanan

Dampak Reshuffle, Pemerintahan Prancis Semakin KonservatifRachida Dati (kiri), Menteri Kebudayaan Prancis (Twitter.com/Rachida Dati)

Pejabat baru yang dinilai menarik perhatian adalah Rachida Dati. Dia sebelumnya anggota parlemen partai koservatif Les Republicains dan pernah menjadi Menteri Kehakiman di bawah Presiden Nicolas Sarkozy.

Dilansir France24, Dati yang dikenal sangat vokal saat ini ditunjuk sebagai Menteri Kebudayaan. Direkrutnya orang penting dari kalangan konservatif membuat pemerintahan Macron saat ini dianggap condong ke sayap kanan.

"Ini adalah kudeta politik besar-besaran, tidak ada yang menyangka hal itu akan terjadi. Dia sangat garang, dia populer, dan dia populer di kalangan masyarakat umum," kata mantan menteri Sarkozy Roselyne Bachelot.

Baca Juga: 5 Fakta La Roque Gageac, Desa Terindah di Prancis Peninggalan Medieval

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya