Facebook Dituduh Dukung Pemerintah Otoriter Vietnam 

Penyensoran konten anti-pemerintah diterapkan 

Hanoi, IDN Times – Sosial media tak bisa dipungkiri telah membuat perubahan besar dalam kehidupan nyata masyarakat. Dari sekedar mengeluh karena kejepit pagar, hingga putus asa bunuh diri, dari mulai menangis diputuskan pacar hingga jualan panci ke seantero dunia, ditampilkan dan dipamerkan di sosial media.

Jejaring yang diciptakan sosial media, khususnya Facebook dan Youtube telah mengubah banyak hal, dari mulai ekonomi hingga gerakan sosial. Gerakan sosial kritis yang berisi protes atas ketidakadilan yang diciptakan oleh sebuah rezim pemerintahan, juga terbentuk di sosial media dan mendapatkan perhatian dari para pengguna.

Namun di Vietnam, sebuah laporan terbaru menuduh sosial media Facebook dan situs berbagai video YouTube telah mendukung tindakan represif pemerintah otoriter. Melansir dari laman The Guardian, dua raksasa teknologi itu terlibat dalam “penyensoran dan penindasan skala industri di Vietnam” (1/12). Pihak eksekutif Facebook sendiri telah sering promosi sebagai benteng “kebebasan ekspresi”, namun ketika di Vietnam kasusnya rupanya berbeda.

1. Tempat perburuan untuk melakukan sensor terhadap konten perbedaan pendapat

Facebook Dituduh Dukung Pemerintah Otoriter Vietnam Vietnam berburu konten untuk disensor, salah satunya platform Facebook. Ilustrasi (unsplash.com/Markus Winkler)

Vietnam telah bangkit menjadi satu kekuatan ekonomi yang kuat melalui gerakan reformasi dan pembenahan yang telah dimulai sejak tahun 1980an. Reformasi ekonomi yang disebut “Doi Moi” telah menciptakan Vietnam menjadi negara di Asia Tenggara yang patut diperhatikan. Bisnis bidang informasi dan teknologi (IT), pembenahan sistem transportasi, penghasil biji kopi dan ekonomi bayangan seperti pedagang kuliner pinggir jalan telah membuat negara ini berkembang secara pesat.

Khusus di bidang IT, tingkat penetrasi pengguna internet di Vietnam terus meningkat. Menurut data dari Worldbank, pengguna internet di Vietnam pada tahun 2019 telah mencapai lebih dari 70 persen penduduknya. Perkiraan penetrasi pengguna internet akan terus bertambah seiring waktu yang berjalan.

Dari banyaknya pengguna internet tersebut, melansir dari Statista, lebih dari 47 juta penduduknya adalah pengguna Facebook. Diperkirakan pada tahun 2023, pengguna Facebook di Vietnam bakal melonjak hingga lebih dari 52 juta orang. Dengan begitu, sosial media satu ini menjadi sebuah lingkungan besar terkoneksi, dimana pertukaran informasi saling beredar, tidak hanya transaksi ekonomi tapi juga gerakan-gerakan kritis.

Karena itulah, perkembangan tersebut diwaspadai oleh pemerintah komunis Vietnam. Facebook yang menjadi salah satu platform terpopuler di Vietnam, menjadi tempat baru bagi otoritas untuk berburu konten dan melakukan penyensoran. Wakil direktur regional Amnesti Internasional, Ming Yu Hah, menjelaskan “platform ini telah menjadi tempat berburu sensor, pasukan siber militer, dan troll (orang yang sengaja menciptakan kemarahan dan hasutan) yang disponsori oleh negara” katanya seperti dikutip dari The Guardian (1/12).

2. Konten pro-demokrasi dan hak asasi manusia adalah destabilisasi politik

Facebook Dituduh Dukung Pemerintah Otoriter Vietnam Ilustrasi Sensor Konten (IDN Times/Mardya Shakti)

Ketika Facebook sering berkampanye tentang sosial media sebagai benteng kebebasan berekspresi, kasusnya berbeda di Vietnam. Lewat partai Komunis yang berkuasa, konten-konten yang berkaitan dengan pro-demokrasi serta hak asasi manusia dianggap sebagai konten yang menyebabkan destabilisasi politik bahkan bisa jadi ilegal.

Melansir dari Asia Times, pandangan partai penguasa Vietnam itu tampaknya disetujui oleh Facebook. Hanoi telah mengancam akan menuntut perusahaan domestik untuk berhenti beriklan di Facebook, sumber pendapatan utama perusahaan, karena mengizinkan materi anti-pemerintah pada platform tersebut (2/6/18).

Setelah itu, sebuah pertemuan dilakukan antara pemerintah dan wakil perusahaan, yang kemudian menurut Hanoi, Facebook telah mengizinkan komuniasi langsung untuk memantau konten-konten yang tidak diinginkan. Pada April 2020, kantor berita Reuters menurunkan berita eksklusif bahwa Facebook setuju melakukan penyensoran konten setelah Veitnam mematikan server selama tujuh minggu pada awal tahun (21/4).

Baca Juga: Ekspor Benur Bali-Vietnam Dihentikan Setelah Edhy Prabowo Ditangkap

3. Vietnam sebagai pasar potensial Facebook

Facebook Dituduh Dukung Pemerintah Otoriter Vietnam Vietnam adalah pasar potensial Facebook di Asia Tenggara. Ilustrasi (unsplash.com/Sharon McCutcheon)

Reformasi ekonomi di Vietnam telah menjadikan negara tersebut menarik sebagai sumber pasar bagi perusahaan global seperti Facebook. Menurut The Guardian, Vietnam adalah pasar legit yang menguntungkan Facebook yang pada tahun 2018, perusahaan pimpinan Mark Zuckerberg tersebut meraih keuntungan sebanyak 1 miliar dolar AS, sepertiga jumlah total di Asia Tenggara. Akan tetapi Facebook dituding mengalah pada tekanan pemerintah Vietnam.

Melansir dari laman Amnesty International, pada Januari hingga Maret tahun ini, pemerintah Vietnam telah memanggil 654 orang terkait postingan virus corona, 146 diantaranya dihukum denda finansial dan sisanya harus menghapus postingan. Pada pertengahan April, Dinh Thi Thu Thuy ditangkap polisi karena dianggap “melakukan propaganda melawan negara”. Selain itu, Ma Phung Ngoc juga ditangkap dengan alasan “menyalahgunakan kebebasan demokratis”.

Facebook telah dianggap tunduk dan patuh terhadap tekanan Vietnam. Bisa jadi, ketundukan dan kepatuhan itu dilakukan untuk mengamankan pasar yang potensial tersebut. Facebook beralasan, “Jutaan orang di Vietnam menggunakan layanan kami setiap hari untuk terhubung dengan keluarga dan teman dan ribuan bisnis mengandalkan mereka untuk menjangkau pelanggan. Kami tidak selalu berhadapan langsung dengan pemerintah dalam masalah seperti pidato dan ekspresi, termasuk di Vietnam, tetapi kami bekerja keras untuk mempertahankan hak ini di seluruh dunia.”

Baca Juga: 8 Situs Warisan Budaya di Vietnam yang Wajib Masuk Bucket List Kamu

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya