Google Bayar Puluhan Miliar karena Diskriminasi Pegawai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Washington, IDN Times – Raksasa teknologi dari Amerika Serikat, Google, dikabarkan didenda puluhan milyar karena telah melakukan diskriminasi kepada para pegawainya. Informasi itu diungkapkan oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat.
Dalam rilis resmi yang dikeluarkan oleh departemen tersebut, mereka mengungkapkan bahwa uang sebanyak itu akan dibayarkan kepada lebih dari 5.000 orang. Total yang harus dikeluarkan oleh perusahaan induk Google, Alphabet, Inc. adalah 3,8 juta USD atau setara dengan Rp. 53 miliar karena pelanggaran diskriminasi.
1. Google sepakat untuk membayar denda tapi menolak tuduhan
Pada tahun 2017, Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melayangkan tuduhan kepada raksasa Google karena telah melakukan diskriminasi gaji kepada pegawainya. Departemen mengatakan bahwa Google membayar lebih rendah pegawai perempuan dibandingkan dengan laki-laki meski dengan beban kerja yang sama.
Janette Wipper, direktur regional Departemen Tenaga Kerja yang bersaksi di pengadilan pada tahun 2017 silam dalam tuduhan diskriminasi mengatakan “Kami menemukan perbedaan kompensasi sistemik terhadap perempuan cukup banyak di seluruh angkatan kerja,” katanya seperti dilansir dari laman Axios.
“Kami sangat tidak setuju dengan klaim Wipper,” kata Google dalam sebuah pernyataan. Perusahaan Google dalam sebuah pernyataan juga menyangsikan tuduhan dari Departemen Tenaga Kerja bahwa hal itu tak berdasar karena tidak ada data, atau metodologi dalam pengumpulan data yang mengakibatkan tuduhan dilayangkan.
Google sendiri mengklaim telah sepenuhnya menutup kesenjangan pembayaran berbasis gender secara global kepada pegawainya. Mereka juga mengklaim telah menghilangkan perbedaan gaji yang berbasis perbedaan ras, khususnya di Amerika Serikat.
2. Google beri kompensasi pegawai dan pelamar kerja
Meski Google terus mengelak namun Google pada Senin malam (1/2) sepakat untuk membayar denda yang dijatuhkan. Sebagai bagian dari penyelesaian perkara yang diajukan oleh Departemen Tenaga Kerja, Google sepakat membayar gaji dan bunganya terhadap 2.565 insinyur perangkat lunak perempuan dan 1.757 pekerja perempuan biasa.
Editor’s picks
Selain itu, ada 1.219 pelamar pekerja Google yang dari Asia dan ditolak dan mereka juga akan mendapatkan bayaran kompensasi yang telah disepakati bersama dengan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat.
Melansir dari laman Sky News, jumlah rincian yang akan dibayarkan adalah 1,3 juta USD atau Rp. 18,2 miliar sebagai gaji dan bunga untuk insinyur perangkat lunak perempuan, sebanyak 1,2 juta USD atau Rp. 16,8 miliar untuk pekerja dan pelamar perempuan Asia lainnya.
Google juga diharuskan untuk menyumbang uang guna membuat cadangan tunai sebesar 1,2 juta USD atau sekitar Rp. 16,8 miliar dalam penyesuaian ekuitas gaji selama lima tahun ke depan, khusus untuk insiyur perangkat lunak yang bekerja untuk perusahaan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan dari perusahaan, Google menjelaskan bahwa “kami percaya setiap orang harus dibayar berdasarkan pekerjaan yang mereka lakukan, bukan siapa mereka, dan (telah) berinvestasi besar-besaran untuk membuat proses perekrutan dan kompensasi kami adil serta tidak memihak.
Baca Juga: Bing Siap Gantikan Jika Google Hengkang dari Australia
3. Google dikecam karena manjakan pekerja eksekutif pria
Denda yang disepakati antara Departemen Tenaga Kerja AS dan Google tersebut sebenarnya tidak terlalu berefek dengan keuntungan yang telah diraih oleh perusahaan. Google telah menghasilkan sebanyak 130 miliar USD atau sekitar Rp. 1.821 triliun dalam setahun, sehingga uang Rp. 53 miliar yang harus dikeluarkan tidak akan terlalu signifikan mengurangi jumlah keuntungan.
Meskipun begitu, reputasi Google semakin tercoreng karena sejauh ini perusahaan tersebut dianggap memanjakan karyawan dengan fasilitas seperti gaji yang nyaman, makanan gratis, dan fasilitas mewah lainnya.
Melansir dari laman majalah Time, dalam beberapa tahun terakhir, para karyawan Google telah berani secara terbuka mengecam praktik manajemen perusahaan. Google dituduh lebih memanjakan pekerja eksekutif pria dari pada wanita. Protes besar juga pernah dilakukan oleh karyawan pada Desember 2020. Protes tersebut dipicu oleh insinyur yang dipecat karena makalah penelitian tidak sesuai dengan perusahaan.
Baca Juga: Google Ancam Hapus Mesin Pencari di Australia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.