Hanya karena Pakai Denim, Perempuan di India Dibunuh

Polisi tangkap pelaku, termasuk paman dan kakek korban

New Delhi, IDN Times - Kabar memilukan dari negara bagian Uttar Pradesh, India, menyebutkan bahwa mayat seorang perempuan remaja berusia 17 tahun ditemukan tersangkut di jembatan di distrik Deoria pada Selasa pagi (20/7).

Setelah dilakukan penyelidikan, mayat perempuan remaja itu bernama Neha Paswan, warga desa Savreji Kharg. Ia rupanya dipukuli habis-habisan oleh anggota keluarganya pada hari Senin (19/7) setelah bersikeras memakai celana dan atasan denim.

Para pelaku telah ditangkap oleh polisi, di antaranya adalah kakek dan paman Neha Paswan. Ibu Neha Paswan yang bernama Sakuntala Devi melaporkan 10 orang. 

1. Dipukuli agar berhenti mengenakan pakaian denim

Hanya karena Pakai Denim, Perempuan di India DibunuhIlustrasi Pelecehan (IDN Times/Mardya Shakti)

Neha Paswan adalah anak tertua dari empat anak pasangan Amarnath Paswan dan Sakuntala Devi. Sang ayah bekerja sebagai buruh harian di sebuah lokasi kontruksi di Ludhiana. Istri dan keluarga Amarnath Paswan tinggal di desa Savreji Kharg, distrik Deoria, sekitar 840 kilometer sebelah timur ibukota New Delhi.

Pada Senin malam (19/7), Vivek, adik Neha memberikan penjelasan bahwa kakak perempuannya menolak mencuci pakaian paman dan kakeknya. Kemudian Neha dipukuli sambil menyuruh perempuan remaja itu untuk berhenti mengenakan pakaian denim.

Menurut Times of India, akibat dipukuli tersebut, Neha terluka parah dan mereka yang memukuli mencoba membawanya ke rumah sakit. Tapi di tengah perjalanan, Neha sudah meninggal dan akhirnya mayatnya dibuang dari sebuah jembatan. Tapi mayat itu tersangkut dan keesokan hari polisi menemukannya.

Ibu korban yang bernama Sakuntala Devi mengkonfirmasi bahwa "anaknya mengalami luka serius di kepala setelah dipukuli paman dan kakek karena masalah denim," kata Yash Tripatri, seorang petugas kepolisian. Dalam pemeriksaan jenazah postmortem, terdapat patah tulang dan cidera serius di kepala Neha Paswan.

2. Setidaknya 10 orang ditangkap termasuk paman dan kakek korban

Baca Juga: PM India Dijadwalkan Bertemu dengan Pejabat Kashmir Pro-India

Sakuntala Devi melaporkan 10 orang yang dianggap terlibat dalam aksi kekerasan yang berujung maut terhadap anaknya. Di antara yang ditangkap oleh polisi adalah kakek korban yang bernama Paramhans, paman korban yang bernama Arvind dan Bhagwana serta pengemudi kendaraan yang membawa korban bernama Hasnain.

Para pelaku tersebut, menurut Indian Express, terancam hukuman penjara dengan pasal berlapis tentang pembunuhan dan upaya menyebabkan hilangnya barang bukti kejahatan yang telah dilakukan.

BBC menjelaskan bahwa Neha Paswa suka berdandan gaya modern seperti gaun panjang dan celana serta jaket berbahan denim. Hal itu diketahui setelah wartawan BBC ditunjukkan beberapa foto Neha.

Namun beberapa anggota keluarganya tidak suka dengan gaya berpakaian Neha dan menginginkan remaja tersebut tetap memakai pakaian tradisional India. 

Dalam pengakuan Sakuntala Devi, ibu Neha, dia menuduh bahwa mertuanya sering menekan putrinya untuk meninggalkan studinya di sekolah lokal dan sering mencaci Neha karena mengenakan apa pun selain pakaian tradisional India.

Neha berkeinginan menjadi seorang polisi dan ayahnya telah bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita anak-anaknya. "Mimpinya tidak akan pernah terwujud sekarang," ucap Sakuntala Devi.

Para aktivis perempuan di India menjelaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan di sebuah keluarga dengan budaya patriarki yang kental di India, sering disetujui oleh para tetua keluarga.

Kaum perempuan baik yang sudah tua atau anak perempuan di sebuah desa kecil di India, banyak yang hidup di bawah pembatasan ketat kepala desa atau kepala keluarga. Menurut para aktivis, mereka sering mendikte apa yang harus dikenakan, kemana pergi, dengan siapa berbicara terhadap perempuan. Setiap kesalahan dianggap sebagai provokasi dan harus dihukum.

3. Kekerasan terhadap perempuan di India masih marak

Hanya karena Pakai Denim, Perempuan di India DibunuhSalah satu model pakaian tradisional perempuan India. (Pexels.com/Nivedita Singh)

Kejadian mengejutkan yang menimpa Neha Paswan sebenarnya juga banyak menimpa perempuan lain di India. Pada tahun 2013, menurut India Today, seorang perempuan bernama Netrapal Dubey berusia 55 tahun di Alligarh, bagian utara Uttar Pradesh, dipukuli dirumahnya oleh tetangganya karena mengizinkan anaknya memakai celana denim. Netrapal Dubey meninggal di rumah sakit dan polisi menangkap provokator dan yang terlibat dalam pemukulan tersebut.

Bulan lalu, tepatnya pada 22 Juni, dua orang perempuan di desa Pipalwa distrik Dhar di negara bagian Madya Pradesh, juga dipukuli oleh anggota keluarganya di depan umum dan menjadi tontonan publik.

Dua perempuan itu dijambak, ditampar, ditendang dan dipukuli oleh anggota keluarga mereka di pinggir sungai. Menurut NDTV, dua perempuan itu disiksa karena telah berbicara dengan sepupu laki-laki lewat ponsel. Aksi kekerasan itu direkam dan viral. Polisi menangkap tujuh orang tersangka.

Beberapa kasus lain seperti penyiksaan terhadap anak perempuan yang berbicara dengan lelaki lewat ponsel sering terjadi saat ketahuan.

Rolly Shivhare, seorang aktivis gender mengatakan "mengejutkan bahwa di abad ke-2, kita membunuh dan menyerang gadis-gadis karena mengenakan jeans (denim) atau berbicara di telepon genggam." Patriarki, katanya, adalah "salah satu masalah terbesar di India," Shivhare menambahkan.

Baca Juga: India Instruksikan Hapus Konten soal COVID-19 Varian India

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya