Human Right Watch: Paramiliter Sudan Musnahkan Etnis di Darfur

Sekitar 10 ribu orang tewas di kota El-Geneina

Intinya Sih...

  • HRW menilai serangan RSF di El-Geneina sebagai kampanye pembantaian etnis, menewaskan ribuan orang.
  • Serangan meninggalkan lingkungan terlantar, dijarah, dibakar, dan ratusan ribu orang menjadi pengungsi.
  • Kekerasan termasuk penyiksaan massal dan pemerkosaan mencapai puncaknya pada pertengahan Juni dan November 2023.

Jakarta, IDN Times - Organisasi hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) menilai bahwa serangan kelompok paramiliter Sudan, Rapid Support Forces (RSF) di Darfur Barat, Sudan, tahun lalu, merupakan kampanye pemusnahan etnis. Pada Kamis (9/5/2024), HRW mengatakan, serangan itu menewaskan ribuan orang.

RSF dan milisi sekutunya menargetkan etnis Masalit dan kelompok non-Arab di El Geneina, ibu kota negara bagian Darfur Barat. Penargetan itu dimulai sejak pertengahan April hingga Juni 2023. Serangan meningkat lagi pada November lalu.

1. Sudan telah dilupakan

Human Right Watch: Paramiliter Sudan Musnahkan Etnis di DarfurPara pengungsi korban perang di Sudan mendapat bantuan PBB. (Twitter.com/UNHCR Sudan)

Serangan di El-Geneina mengakibatkan lingkungan terebut terlantar, dijarah, dibakar, ditembaki dan diratakan dengan tanah. Selain mereka yang tewas, ratusan ribu orang menjadi pengungsi.

Dilansir Al Jazeera, kekerasan termasuk penyiksaan massal dan pemerkosaan mencapai puncaknya pada pertengahan Juni dan meningkat lagi pada November.

Alan Boswell dari International Crisis Group mengatakan embargo senjata telah diberlakukan di Darfur bertahun-tahun yang lalu namun tidak pernah dilaksanakan. Dia memperingatkan, pelanggaran serius selanjutnya dapat terjadi di El-Fasher.

"Orang Sudan pada dasarnya telah dilupakan, jelas ada perang di Gaza yang menyita banyak perhatian," katanya.

Baca Juga: PBB: 800 Ribu Warga Sudan Terancam Bahaya Ekstrem akibat Perang

2. Pembersihan etnis Massalit dan warga non-Arab

HRW menyusun laporan dan mewawancarai lebih dari 220 orang yang melarikan diri dari Darfur. Mereka juga menganalisis foto, video serta citra satelit terkait serangan tersebut.

Dilansir VOA News, serangan itu dinilai HRW memiliki tujuan yang jelas, yakni untuk mengusir etnis Massalit dan warga non-Arab. Tindakan itu disebut merupakan pembersihan etnis.

"Pemerintah, Uni Afrika, dan PBB perlu bertindak sekarang untuk melindungi warga sipil," kata Tirana Hassan, direktur eksekutif HRW.

"Tidak adanya tindakan global dalam menghadapi kekejaman sebesar ini tidak dapat dimaafkan," tambahnya.

Pakar PBB memperkirakan setidaknya 10.000 orang tewas di kota El-Geneina pada tahun 2023. Lebih dari setengah juta etnis Massalit mengungsi di negara tetangga Chad.

Baca Juga: Setahun Perang, Sudan Dilanda Ancaman Kematian Massal karena Kelaparan

3. Komandan RSF dinilai bertanggung jawab atas kejahatan yang terjadi

Kekerasan di El-Geneina terjadi sembilan hari usai pecahnya pertempuran di Khartoum, antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan RSF. Pada 24 April 2023, RSF bentrok dengan konvoi militer Sudan yang melewati El Geneina.

Dilansir laman resminya, HRW menjelaskan RSF dan sekutunya kemudian menyerang lingkungan yang mayoritas penduduknya Massalit. Beberapa minggu berikutnya, meski Massalit kehilangan kendali atas wilayah, RSF dan milisi sekutunya secara sistematis menargetkan warga sipil.

"Dua pasukan RSF, merampas anak-anak dari orang tuanya dan, ketika orang tuanya mulai berteriak, dua pasukan RSF lainnya menembak orang tuanya, membunuh mereka. Kemudian mereka mengumpulkan anak-anak itu dan menembak mereka," kata seorang saksi.

HRW mengidentifikasi komandan RSF Mohammed "Hemedti" Hamdan Dagalo, Abdel Raheem Hamdan Dagalo dan komandan RSF Darfur Barat Joma'a Barakallah sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap kejahatan tersebut.

Sekutu RSF, termasuk komandan Tamazuj dan pemimpin suku Arab juga bertanggung jawab atas kekerasan dan kejahatan serius yang telah dilakukan.

Baca Juga: Inggris Disebut Gelar Dialog Rahasia dengan RSF Sudan  

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya