India: Pasukan Militer Tembaki Warga Sipil, 14 Orang Tewas

Kesalahan intelijen yang berujung bentrokan

Jakarta, IDN Times - Di Nagaland, sebuah wilayah milik India yang berbatasan dengan Myanmar, pasukan India pada hari Sabtu (4/12/21) menembaki sebuah truk pick-up. Di truk tersebut ada warga sipil pekerja tambang baru bara.

Insiden menyebabkan enam warga sipil tewas. Setelah itu, warga yang marah terlibat kericuhan dengan pasukan militer India. Dalam insiden lanjutan itu, delapan warga sipil tewas dan satu personel militer kehilangan nyawa.

Sampai saat ini, ketegangan masih terjadi di Nagaland. Jaringan internet telah dipadamkan dan jam malam diterapkan. Langkah itu dilakukan untuk meredam kemungkinan protes massal.

Dalam informasi yang berkembang, ada dugaan bahwa insiden penembakan militer ke arah truk adalah kesalahan intelijen. Saat ini penyelidikan telah diperintahkan untuk mengusut peristiwa tersebut.

1. Ketegangan di daerah yang bergejolak

Nagaland telah lama bergejolak. Beberapa kelompok pemberontak aktif di wilayah tersebut, menuntut kemerdekaan dari India. Selama beberapa dekade, mereka sering melancarkan serangan yang menargetkan pasukan India.

Dalam sebuah patroli yang dilakukan pasukan India pada hari Sabtu, mereka menembaki sebuah truk yang membawa pekerja dari tambang batu bara. Para pekerja itu dikira adalah anggota kelompok militan pemberontak yang berjumlah enam orang.

Insiden terjadi di distrik Mon, sebuah rute yang sering dikunjungi oleh berbagai kelompok pemberontak.

Dilansir Al Jazeera, warga sipil yang berada di dalam truk tewas akibat terjangan peluru dari pasukan militer India. Kheatwang Konyak, seorang warga yang dekat lokasi insiden mendengar suara tembakan itu. Beberapa jam kemudian, orang-orang yang pulang dari tambang belum sampai di rumah dan penduduk mencoba mencarinya.

Tapi mereka justru menemukan para pekerja tambang berada di atas truk pasukan India, dan sudah meninggal. Menurut Kheatwang, jenazah itu akan dibawa pergi oleh pasukan India.

Warga yang melihat jenazah rekan-rekannya itu kemudian marah. Mereka terlibat bentrokan dengan pasukan dan membakar tiga kendaraan. Penduduk setempat menuduh pasukan militer melepaskan tembakan lagi di tengah bentrokan dan delapan warga sipil menjadi korban.

Total 14 warga yang menjadi korban dari tembakan pasukan militer India. Dalam bentrokan tersebut juga dilaporkan bahwa satu personel militer kehilangan nyawa.

2. Kegagalan intelijen

Baca Juga: India Instruksikan Hapus Konten soal COVID-19 Varian India

Militer awalnya mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan informasi dari intelijen "yang kredibel" tentang anggota kelompok pemberontak. Namun hal itu disangkal oleh penduduk setempat.

Para penduduk menuduh pasukan militer telah menembaki warga sipil tanpa didasari alasan yang jelas.

Jaideep Saikia, seorang analisis keamanan mengatakan kepada BBC, bahwa insiden tersebut "benar-benar kasus kesalahan identifikasi, jadi ketika penduduk setempat yang marah membakar kamp militer pada hari Minggu, tentara menahan diri sepenuhnya dan tidak menembak mereka."

Para ahli kemudian mengatakan bahwa "kesalahan identifikasi" tersebut menunjukkan kurangnya intelijen yang kredibel dan membuat orang-orang mempertanyakan tentang operasi kontra-pemberontakan yang telah dijalankan.

Di wilayah timur laut India tersebut, ada Undang-Undang Kekuatan Khusus Angkatan Bersenjara India (AFSPA). Dengan undang-undang itu, tentara memiliki kekuasaan melakukan operasi anti-teror seperti pencarian dan penangkapan.

Tapi undang-undang tersebut, dituding jadi sebab "pembunuhan palsu" yang oleh para pengamat menilai bahwa undang-undang sering disalahgunakan oleh pasukan militer.

Sanjoy Hazarika, seorang penulis dari timur laut India mengatakan "ini mengerikan dan keterlaluan." Menurutnya, AFSPA adalah "hambatan utama terhadap keadilan" di wilayah yang bergejolak tersebut.

3. Angkatan Darat India mengatakan penyesalan yang mendalam atas kematian warga sipil

Kasus salah tembak yang menyebabkan belasan warga sipil itu, telah menimbulkan ketegangan di Nagaland. Insiden dinilai akan berdampak buruk bagi dialog dan upaya rekonsiliasi antara pemberontak dan pemerintah.

Pada hari Minggu, tanpa memberikan rincian, dilansir Indian Express, Angkatan Darat India, Assam Riffles dan Korps ke-3, mengatakan bahwa "insiden dan akibatnya sangat disesali. Penyebab hilangnya nyawa yang malang sedang diselidiki oleh Pengadilan Penyelidikan di tingkat tertinggi dan tindakan yang tepat akan diambil sesuai dengan hukum."

Operasi Angkatan Darat yang berujung kegagalan itu telah menimbulkan kecemasan. Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, mengatakan kepada parlemen bahwa "pemerintah India menyatakan penyesalan atas insiden tersebut dan belasungkawa kepada mereka yang tewas," katanya dikutip NDTV.

Penyelidikan atas insiden telah diperintahkan untuk diselesaikan dalam satu bulan. Situasi saat ini yang tegang di Nagaland, oleh Amit Shah disebut masih dapat dikendalikan.

Baca Juga: Dikelola India, Bandara Kualanamu Siap Sambut 54 Juta Penumpang

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya