Inggris Akan Usir Atase Pertahanan Rusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri Inggris James Cleverly mengatakan, pemerintah akan mengusir atase pertahanan Rusia atas tuduhan mata-mata. Atase tersebut bernama Maxim Elovik yang disebut Inggris sebagai petugas intelijen militer.
Pada Rabu (8/4/2024), Inggris juga akan menutup sejumlah situs diplomatik dan beberapa properti milik Rusia. Mereka meyakini tempat-tempat tersebut telah digunakan untuk tujuan intelijen. Selain itu, Inggris juga akan memberlakukan pembatasan baru pada visa dan kunjungan diplomatik Rusia.
Baca Juga: Ukraina Tolak Akui Putin sebagai Presiden Resmi Rusia
1. Pengusiran pertama Inggris sejak Perang Dingin berakhir
Berbicara di parlemen, Cleverly mengatakan akan menguumkan paket tindakan untuk Rusia, bahwa pemerintah Inggris tidak akan mentolerir eskalasi. Tindakan tersebut sebagai respons dugaan aktivitas jahat Rusia di Inggris.
"Saya dapat memberitahu parlemen bahwa kami akan mengusir atase pertahanan Rusia, yang merupakan perwira intelijen militer yang tidak diumumkan," katanya, dikutip The Guardian.
Pengusiran atase pertahanan Rusia tersebut, pertama kali dilakukan Inggris sejak berakhirnya Perang Dingin.
Elovik sebelumnya diketahui menjabat sebagai asisten atase militer di kedutaan Rusia di Washington DC.
Baca Juga: Armenia Ancam Tutup TV Rusia jika Tidak Ikuti Aturan
2. Pencabutan status diplomatik untuk properti milik Rusia
Editor’s picks
Cleverly menjelaskan, akan mencabut beberapa status gedung diplomatik dan properti milik Rusia di Inggris. Pencabutan itu termasuk rumah Seacox Heath, properti Rusia di Sussex, dan bagian perdagangan dan pertahanan di Highgate.
"Kami yakin (properti itu) telah digunakan untuk tujuan intelijen," katanya, dikutip BBC.
Yvette Cooper, Menteri Dalam Negeri bayangan Partai Buruh sepenuh hati mendukung keputusan tersebut.
"Kami menggemakan kecaman keras Menteri Dalam Negeri atas campur tangan Rusia dan aktivitas permusuhannya di Inggris dan di seluruh Eropa," tambahnya.
3. Tindakan Rusia di Inggris dan Eropa semakin kurang ajar
Inggris kerap menuduh agen-agen Rusia melakukan pembunuhan dan spionase yang ditargetkan. Ini termasuk serangan siber yang ditujukan kepada parlemen Inggris.
Usai invasi Rusia ke Ukraina, Inggris juga menuduh bahwa Moskow berencana menyabotase bantuan militer untuk Kiev di Jerman dan Polandia, serta melakukan kegiatan mata-mata di Bulgaria dan Italia.
"Sejak invasi ilegal ke Ukraina, upaya Rusia untuk melemahkan keamanan Inggris dan Eropa menjadi semakin kurang ajar," kata Menteri Luar Negeri David Cameron, dikutip Al Jazeera
"Langkah-langkah ini merupakan pesan tegas kepada negara Rusia (bahwa) tindakan mereka tidak akan dibiarkan begitu saja," tambahnya.
Baca Juga: Kemenhan Inggris Diretas, Pelaku Diduga dari China
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.