Jerman Pusing, Bantuan Senjata ke Ukraina Hampir Mencapai Batas

Jerman akan kirim apapun untuk bantu Ukraina

Jakarta, IDN Times - Jerman, salah satu donatur terbesar NATO, mengaku hampir mencapai batas untuk pengiriman senjata ke Ukraina. Keterangan itu disampaikan tidak lama setelah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, meminta negara-negara Barat untuk mengirim senjata lebih banyak ke Kiev. 

Gudang senjata Jerman sepertinya sudah mencapai batas, ketika mereka sudah hampir tak lagi memiliki pilihan mengirim senjata ke Ukraina. Solusi yang mungkin diberikan adalah pengiriman senjata langsung dari perusahaan industri yang memproduksinya.

Baru-baru ini, Ukraina meminta bantuan senjata ke Jerman secara spesifik. Mereka ingin kendaraan lapis baja Marder dan tank Leopard. Tapi sepertinya Jerman belum ingin memenuhi permintaan tersebut. 

1. Stok senjata Jerman telah mencapai batas

Jerman Pusing, Bantuan Senjata ke Ukraina Hampir Mencapai Batasilustrasi kendaraan lapis baja (Twitter.com/Bundeswehr)

Jerman adalah salah satu negara Uni Eropa (UE) dan anggota NATO yang memiliki kebijakan ekspor senjata paling berbeda. Jerman tidak mengizinkan mengirim senjata mematikan ke daerah konflik, bahkan jika senjata itu telah dimiliki oleh pihak ketiga.

Tapi, invasi Rusia ke Ukraina telah mengubah kebijakan itu, yang akhirnya membuat Kanselir Jerman Olaf Scholz menorehkan sejarah dengan membantu mengirim persenjataan mematikan ke Ukraina. Jerman mengirim senjata antitank, peluncur misil, dan misil darat-ke-udara serta senapan mesin.

Ketika Ukraina bersiap menghadapi kembali gempuran serangan Rusia di Donbass, Kiev kembali meminta bantuan senjata ke UE dan NATO. Jerman termasuk yang dimintai bantuan tersebut.

Dikutip dari Euro News, Bundeswehr, angkatan bersenjata Jerman, mengatakan bahwa pengiriman bantuan peralatan militernya ke Ukraina telah hampir mencapai batas kemampuan.

Pada Sabtu (9/4/2022), Menteri Pertahanan Christine Lambrecht melalui wawancara dengan media lokal mengatakan, "untuk pengiriman dari stok Bundeswehr, saya harus jujur ​​mengatakan bahwa kami telah mencapai batas."

Bunderswehr sendiri harus memiliki kapasitas pertahanan dalam negeri, untuk bertindak dan mampu mempertahankan negara, serta kesepakatan kepemilikan jumlah peralatan militer sesuai dengan aturan aliansi NATO.

Baca Juga: Terancam Rusia, NATO Akan Kirim Pasukan Permanen di Perbatasan Timur

2. Ukraina meminta bantuan senjata berat dan kendaraan lapis baja

Kiev baru-baru ini meminta Jerman untuk mengirimkan kendaraan lapis baja Marder dan tank Leopard. Dilansir Politico, untuk kendaraan lapis baja Marder, Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock telah menekan pemerintah agar mengirim 100 unit.

"Setelah pemeriksaan, kami menemukan bahwa itu tidak memungkinkan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan. 

"Kami juga memiliki tugas yang diabadikan secara konstitusional, yaitu pertahanan negara," tambah dia, merujuk pada syarat minimal alutsista di dalam negeri yang sudah disepakati di NATO.

Bundeswehr sudah tidak memiliki stok dan Rheinmetall, perusahaan yang memproduksinya, telah diisyaratkan untuk mengeluarkan kendaraan tersebut dari gudangnya. Hanya saja, kendaraan itu telah dinonaktifkan, jadi harus diperbaiki dan dapat memakan waktu lama.

Untuk senjata berat seperti tank Leopard, Scholz mengatakan bahwa Berlin harus sepakat dengan sekutu Barat. Sejauh ini, negara-negara Barat sepertinya keberatan jika mengirim bantuan senjata beratnya yang sangat mematikan ke Ukraina.

3. Jerman akan kirim apapun yang mereka bisa untuk membantu Ukraina

Jerman Pusing, Bantuan Senjata ke Ukraina Hampir Mencapai BatasKanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden AS Joe Biden (Twitter.com/President Biden)

Sejak Berlin menjebol aturan ekspor senjata yang ketat, pemerintahan Scholz telah berjanji akan melakukan apa saja yang mereka bisa untuk membantu Ukraina.

Dikutip dari The Local, bos Rheinmettal Armin Papperger pekan ini mengatakan, perusahaan dapat dengan cepat mempersiapkan sekitar 20 unit kendaraan lapis baja Marder untuk bantu Ukraina.

Secara umum, meski Berlin sudah bersedia mengirim senjata ke Ukraina, tapi tetap mendapatkan kritik, baik itu dari dalam negeri atau luar negeri. Ada tekanan untuk memperluas dan mempercepat pengiriman senjata ke Ukraina, sebab Berlin dinilai lambat.

Namun Kanselir Scholz membela pemerintahnya, dan mengatakan bahwa Berlin telah mengirim banyak senjata dan peralatan. Pengiriman selanjutnya akan menyusul.

"Kami akan mengirimkan apa pun yang kami bisa dalam hal senjata dari persediaan Bundeswehr saat ini, semua yang masuk akal dan berdampak cepat," kata Sholz, dilansir Deutsche Welle.

Kanselir juga membela Menteri Pertahanan Christine Lambrecht yang telah bekerja melakukan segala yang mungkin, mempertimbangkan keputusan dari sekutu dan kemampuan tentara Jerman sendiri.

Baca Juga: Presiden Zelenskyy: Rusia Juga Menargetkan Eropa, Bukan Hanya Ukraina

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya