Jerman-Selandia Baru Jalin Kerja Sama Antartika, Bahas Gaza

Antartika punya kepentingan geostrategis dan ilmiah

Jakarta, IDN Times - Jerman dan Selandia Baru menandatangani kerja sama untuk mendorong kepentingan geostrategis di Antartika. Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters dan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, menghadiri proses tersebut di kota Auckland pada Sabtu (4/5/2024).

Antartika atau Kutub Selatan kini semakin ramai oleh berbagai kepentingan. China telah membuka basis penelitian kelima di sana pada Februari lalu. Negara-negara Barat khawatir peningkatan kehadiran China tersebut dapat memberi kemampuan pengawasan tentara Beijing (PLA).

Baca Juga: Selandia Baru Pertimbangkan Rombak Pangkalannya di Antartika

1. Kepentingan geostrategis dan ilmiah

Pihak Jerman yang bertanggung jawab atas kerja sama adalah Institut Alfred Wegener. Ini adalah organisasi ilmiah terbesar Jerman yang mengoordinasikan upaya penelitian wilayah kutub.

"Antartika mempunyai kepentingan geostrategis dan ilmiah yang semakin meningkat, dan pengaturan (kerja sama) ini akan memperluas hubungan antara lembaga ilmu kelautan dan kutub kita," kata Peters, dikutip RNZ.

Selandia Baru memiliki pangkalan di Antartika selama puluhan tahun. Februari lalu, pihaknya sedang mempertimbangkan untuk merombaknya usai pembicaraan dengan perusahaan konstruksi terhenti. Namun perkiraan biaya perombakan melonjak lebih dari 50 persen.

2. Selandia Baru dan Jerman punya nilai-nilai dan kepentingan yang sama

Jerman-Selandia Baru Jalin Kerja Sama Antartika, Bahas Gazailustrasi kota Auckland, Selandia Baru (Unsplash.com/Sulthan Auliya)

Kehadiran Baerbock merupakan kunjungan resminya untuk pertama kali. Dia sedang melakukan tur ke tiga negara di Pasifik, yakni Australia, Selandia Baru dan Fiji, dalam upaya mengadang pengaruh China.

"Selandia Baru dan Jerman mempunyai kepentingan dan nilai-nilai yang sama, termasuk supremasi hukum, demokrasi, penghormatan terhadap sistem internasional dan hak asasi manusia," katanya, dikutip dari DPA.

Peters menjelaskan bahwa Jerman merupakan mitra ilmu pengetahuan dan inovasi. Selain itu, Jerman adalah salah satu pasar ekspor terbesar Selandia Baru.

Selain bertemu Peters, Baerbock juga bertemu dengan Menteri Perubahan Iklim Simon Watts dan Menteri Pertahanan Judith Collins untuk membahas kerja sama luar angkasa, sains, dan perubahan iklim.

Baca Juga: Sri Mulyani Bertemu Menkeu Selandia Baru, Bahas Perdagangan-Energi 

3. Pembicaraan upaya gencatan senjata di Gaza

Pertemuan Peters dan Baerbock juga membahas konflik di Timur Tengah, khususnya di Gaza. Keduanya sepakat untuk mengupayakan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

"Ini adalah kesempatan besar untuk berbagi pandangan mengenai ancaman keamanan yang saling terkait di wilayah kami, termasuk invasi ilegal Rusia ke Ukraina, serta upaya gigih kami untuk segera menjamin gencatan senjata di Gaza," kata Peters, dikutip Anadolu.

Pada 9 April lalu, Peters berpidato di Majelis Umum PBB yang mengkritik Dewan Keamanan karena gagal bertindak tegas. Dia juga khawatir Israel akan menyerang Rafah.

"Sejak dimulainya krisis saat ini di Gaza, veto telah digunakan sebanyak lima kali untuk mencegah Dewan Keamanan bertindak tegas. Hal ini menyebabkan Dewan Keamanan gagal dalam tanggung jawabnya menjaga perdamaian dan keamanan internasional," ujarnya saat itu.

Baca Juga: Diserang saat Kampanye, Kandidat Parlemen UE dari Jerman Terluka Parah

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya