Kabar Baik, Azerbaijan-Armenia Setujui Perundingan Damai!

Komisi bilateral dibentuk menentukan garis batas negara  

Jakarta, IDN Times - Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, dan Perdana Menteri (PM) Armenia, Nikol Pashinyan, sepakat untuk berdamai. Kabar baik itu terjadi saat keduanya bertemu di Brussel, yang ditengahi oleh Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, pada Rabu (6/4/22).

Azerbaijan dan Armenia terlibat sengketa perbatasan di wilayah Nagorno-Karabakh. Perang sempat terjadi yang menyebabkan ribuan tentara tewas. Perang juga membuat pasukan Armenia dipukul mundur oleh tentara Azeri.

Rusia memiliki andil dalam menengahi gencatan senjata dan perjanjian damai antara keduanya, serta mengirimkan pasukan perdamaian ke garis perbatasan.

Tapi baru-baru ini pelanggaran gencatan senjata kembali terjadi. Armenia menuduh Azerbaijan mengambil sebuah desa di wilayahnya. Tiga tentara Armenia tewas. Azerbaijan membantah telah melakukan pelanggaran.

1. Keinginan untuk berdamai antara pemimpin yang bertikai

Kabar Baik, Azerbaijan-Armenia Setujui Perundingan Damai!Charles Michel, Presiden Dewan Eropa (Twitter.com/Charles Michel)

Ketenangan gencatan senjata setelah perang Azerbaijan-Armenia kembali terusik. Pada 25 Maret lalu, wilayah sengketa dua negara di Nagorno-Karabakh kembali bergejolak. Azerbaijan dituduh merebut desa strategis yang berada di bawah tanggung jawab pasukan Rusia.

Azerbaijan membantahnya dan mengatakan pasukannya tidak melanggar gencatan senjata. Keduanya sempat melakukan pembicaraan di Moskow, tapi sepertinya tidak membuahkan hasil.

Pada Rabu, Ilham Aliyev dan Nikol Pashinyan melakukan pembicaraan damai di Brussel, yang dimediasi oleh Presiden UE Charles Michel.

Dikutip dari Reuters, dalam pertemuan itu kedua pemimpin sepakat akan memerintahkan para menteri luar negeri untuk memulai persiapan pembicaraan damai antara kedua negara.

Charles Michel yang menengahi pertemuan itu mengatakan, "saya yakin bahwa malam ini kami mengambil langkah penting ke arah yang benar. Itu tidak berarti bahwa semuanya terpecahkan, tentu saja."

Michel berharap, kesepakatan damai akan bertahan lama.

Baca Juga: Berkah Ramadan! Houthi-Yaman Sepakati Gencatan Senjata Selama 2 Bulan

2. Komisi bilateral akan dibentuk untuk menentukan garis batas negara

Azerbaijan dan Armenia memiliki sengketa perbatasan di wilayah Nagorno-Karabakh. Secara geografis, sebagian besar wilayah itu dimiliki pemerintahan Azeri. Tapi sejak 1990-an, etnis Armenia telah menduduki wilayah tersebut.

Bentrokan yang berujung perang terjadi pada 2020 lalu. Militer Azerbaijan dengan peralatan modern berhasil memukul pasukan Armenia dan merebut kembali beberapa wilayah yang ditinggali oleh etnis Armenia. Gencatan senjata disepakati, tapi Armenia menuduh Azeri telah melanggarnya.

Kini keduanya kembali bertemu untuk melakukan pembicaraan damai di Brussel. Dilansir Al Jazeera, pertemuan itu telah mencapai kesepakatan damai. Komisi bilateral tentang masalah delimitasi (penentuan garis) perbatasan Azerbaijan-Armenia akan dibentuk. Komisi bertanggung jawab memastikan keamanan dan stabilitas sepanjang perbatasan.

Kementrian Luar Negeri Azerbaijan mengatakan, mereka sedang melakukan pekerjaan untuk memulai pembicaraan damai dengan timpalannya dari Armenia. Mereka juga memberikan informasi bahwa perjanjian damai masa depan akan didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang telah diusulkan oleh Baku.

Michel yang menengahi pertemuan itu mengapresiasi keinginan Presiden Aliyev dan PM Pashinyan untuk bergerak cepat menuju kesepakatan damai.

Menteri luar negeri masing-masing negara telah diperintahkan untuk bekerja mempersiapkan perjanjian damai, dan akan menangani semua masalah yang diperlukan.

3. Rusia sambut baik kesepakatan damai Azerbaijan-Armenia

Kabar Baik, Azerbaijan-Armenia Setujui Perundingan Damai!Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov (Twitter.com/ Russian Embassy in USA)

Rusia yang sebelumnya menengahi konflik antara Azerbaijan dan Armenia, menyambut positif pertemuan pembicaraan perdamaian terbaru. Kremlin, pada Kamis (7/4/2022), memberikan pujian atas perkembangan tersebut.

Dilansir Al Arabiya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, "kemajuan dalam menyimpulkan dokumen semacam itu adalah fakta yang sangat, sangat positif dan disambut baik. Ini adalah proses yang sangat, sangat panjang."

Pertemuan antara pemimpin Azeri dan Armenia telah terjadi beberapa kali. Pertemuan kali ini adalah ketiga kalinya dalam enam bulan terakhir. Dan pertemuan telah menghasilkan kesepakatan mencapai perdamaian.

Baik Azerbaijan atau Armenia adalah dua negara bekas pecahan Uni Soviet. Dua negara itu sampai saat ini juga menjalin hubungan baik dengan Moskow. Tapi sejak keruntuhan Soviet, etnis Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh memutuskan untuk memisahkan diri dari Azerbaijan dan memiliki pasukan militernya sendiri. 

Perang pada 1991 berkecamuk yang menyebabkan sekitar 30 ribu orang tewas. Pada tahun-tahun selanjutnya, ketegangan tetap terjadi meski tidak ada intensitas bentrokan.

Pada 2020 lalu, perang besar kembali terjadi yang menewaskan sekitar 6.500 orang dan memicu seperempat juta penduduk mengungsi. Rusia mengambil tanggung jawab untuk mendamaikannya dan mengirim ribuan pasukan sebagai penjaga perdamaian di garis perbatasan.

Baca Juga: Klub Malam di Azerbaijan Meledak, 3 Orang Tewas dan 31 Luka-Luka

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya